UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
“
Konsep dan Contoh Aplikasi Pendekatan,
Metode, Strategi, Teknik, Model Proses Pembelajaran “
DOSEN PEMBIMBING :
MARHAMAH S.Pd, M.Ed
DISUSUN OLEH :
FITRA ULFA :
156310916
GITA FAKHRINA : 156310456
LADITYA BIVILO
: 156310745
REZA FEBRINA : 156310733
SASKHIA RAHMA M.F : 156310595
YANI
SAFRIDA : 156310706
PEDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Konsep dan Contoh Aplikasi Pendekatan, Metode, Strategi,
Teknik, Model Proses Pembelajaran ” Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berkat dorongan
dan bimbingan tersebut, semua rintangan dan hambatan tersebut dapat kami atasi.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada ibuk “Marhamah S.Pd, M.Ed“
Selaku dosen pengampuh Belajar dan Pembelajaran.
Dengan segala kerendahan hati kami
mengakui makalah ini masih jauh dari sempurna, karena pengetahuan, kemampuan
dan pengalaman saya yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu, apabila ada
saran dan kritik dari semua pihak akan kami terima dengan tangan terbuka untuk
perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Walaupun demikian, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.
Pekanbaru, Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………...………. 1
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang……………………………………………………………………………. 3
B. Rumusan
masalah…………………………………………………………………….... 4
C. Tujuan
penulisan…………………………………………………………………………. 4
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pendekatan
pembelajaran…………………………………………………………….. 5
B. Strategi
pembelajaran…………………………………………………………………… 12
C. Metode
pembelajaran…………………………………………………………………… 13
D. Teknik
pembelajaran……………………………………………………………………. 18
E. Model
pembelajaran…………………………………………………………………….. 19
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...
26
B. Saran…………………………………………………………………………………….
26
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………… 28
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan
sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan
baik. Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa,
maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan
paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir,
arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga
proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan
guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan
dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup
dan hasilnya lebih baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai
variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik,
pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan
peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta
didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam
pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu
bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul
adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu
pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih
termotivasi untuk belajar. Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan
tentang Pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran?
2.
Apa
yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
3.
Apa
yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran?
4.
Apa
yang dimaksud dengan teknik
pembelajaran?
5.
Apa
yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian,jenis dan contoh pendekatan pembelajaran
2.
Mengetahui
pengertian,jenis dan contoh definisi strategi pembelajaran
3.
Mengetahui
pengertian,jenis dan contoh pengertian metode pembelajaran.
4.
Mengetahui
pengertian,jenis dan contoh pengertian teknik pembelajaran
5.
Mengetahui
pengertian,jenis dan contoh pengertian model pembelajaran.
BAB
II PEMBAHASAN
Dalam proses
pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode
pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6) model
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pengertian istilah – istilah
tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah
tersebut.
A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
Macam
-macam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Konstektual
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini
siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka
pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat
untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.
Dalam
pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting,yaitu:
a. Mengaitkan
Mengaitkan
adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang
sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui
siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami
Mengalami
merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan
informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat
terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta
melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan
Siswa
menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru
dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa
yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan.
Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah
yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti
siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran
guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman
bukan hapalan.
2. Pendekatan Konstrutivisme
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam
pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan
siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru
yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi.
Secara
umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar
dalam memberikan arti,serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan
sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme ,tetapi
terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus
dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti
Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan
(konstruktivisme sosial);sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi
individu (konstruktivisme individu) yang utama
a. Konstrukstivisme Individu
Para
psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan,
konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis
individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan
bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya
b. Konstruktivisme social
Berbeda
dengan Piaget,Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial,yaitu
terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara
bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan
berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat
budaya,dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar
individual.
Ciri-ciri
pendekatan konstruktivisme
1. Dengan adanya pendekatan
konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan
oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung
sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan
fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada
harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting
dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
4. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan
menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan
peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk
menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis
yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks,peneliti dapat menarik
lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai
pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan
deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan
khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,prinsip
umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan,prinsip umum
ke dalam keadaan khusus.
4. Pendekatan Induktif
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan
induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
APB
Statement No. 4 adalah contoh dari penelitian induksi,Statement ini adalah
suatu usaha APB untuk membangun sebuah teori akuntansi. Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP) yang dijelaskan di dalam pernyataan (statement)
dibangun berdasarkan observasi dari praktek yang ada.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan
konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep
adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama.
Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh.
Ciri-ciri
suatu konsep adalah:
a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan
pengalaman langsung
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk
menafsirkan pengalaman-pengalarnan
e.
Konsep yang benar membentuk pengertian
f. Setiap konsep berbeda dengan melihat
ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi
yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep
adalah:
a. Menanti kesiapan belajar, kematangan
berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
b. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi
yang benar yang mudah dimengerti.
c. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari
pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
d. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret
sampai ke yang abstrak.
Langkah-langkah
mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu:
1. Tahap enaktik
Tahap
enaktik dimulai dari:
a. Pengenalan benda konkret.
b. Menghubungkan dengan pengalaman lama atau
berupa pengalaman baru.
c. Pengamatan,penafsiran tentang benda baru
2. Tahap simbolik
Tahap
simbolik siperkenalkan dengan:
a. Simbol,lambang,kode,seperti angka,huruf.
kode,seperti (?=,/) dll.
b. Membandingkan antara contoh dan non-contoh
untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya.
c. Memberi nama,dan istilah serta defenisi.
3. Tahap ikonik
Tahap
ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,seperti Menyebut
nama,istilah,defmisi,apakah siswa sudah mampu mengatakannya
6. Pendekatan Proses
Pendekatan
proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan
proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada
pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik
juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi
pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,
ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan
Science,Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains,Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan gabungan
antara pendekatan konsep, keterampilan proses, CBSA, Inkuiri dan diskoveri
serta pendekatan lingkungan. (Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat
(STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS), Science
Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan
Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu
Environtment,yang dalam berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi
Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains,teknologi,dan isu
yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan
peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan,sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang
masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan
keputusan yang telah diambilnya
Filosofi
yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme,yaitu peserta
didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan
apa yang telah mereka ketahui.
B. Strategi pembelajaran.
Kemp
(Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya,
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)
exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam
Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan
strategi pembelajaran deduktif.
Newman
dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari
setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan
pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan
sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur
(criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf
keberhasilan (achievement) usaha.
Jika
kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem
pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum
ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Macam-macam
strategi pembelajaran meliputi: Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE),
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI), Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM) , Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK), Stategi Pembelajaran
Kontekstual (CTL), Srategi Pembelajaran Afektif, Strategi Pembelajaran Kreatif
Produk, Strategi Pembelajaran Inkuiri ktif , Strategi Pembelajaran Berbasis
Proyek, Strategi Pembelajaran Kuantum, Strategi Pembelajaran Siklus, Srategi
Pembelajaran Berbasis Komputer dan Berbasis Elektronik (E-Learning), Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB).
C. Metode pembelajaran
metode
pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
1. Metode Ceramah
Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui
ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage
dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut
Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada
materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan
metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan
jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh
pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
4. Metode Ceramah Plus
Metode
Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari
satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL)
5. Metode Resitasi
Metode
Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan
Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik
dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk
meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan
Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan
penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau
bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang
lain tanpa pengawasan
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi
perbedaan individual.
6. Metode Eksperimental
Metode
pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode
study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya
peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil
kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode Latihan Keterampilan
Metode
latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode
latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis
pada peserta didik.
9. Metode Pengajaran Beregu
Metode
pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal,
kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10. Peer Theaching Method
Metode
Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving
method)
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada
menarik kesimpulan.
Metode
problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.
12. Project Method
Project
Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13. Taileren Method
Teileren
Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan
sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat
lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
14. Metode Global (ganze method)
Metode
Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan
materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil
intisaridari materi tersebut.
15. Teknik Pembelajaran
Selanjutnya
metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
D.
Teknik Pembelajaran.
Sementara
teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua
orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak
diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian
dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Untuk
lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya
dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Berdasarkan
uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum.
Mencermati
upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun
dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri
yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga
pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang
telah ada.
E. Model Pembelajaran
Apabila
antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Macam-macam
model pembelajaran yaitu:
1. Model Studen Teams – Achievement Divisions
(STAD)
2. Model examples – non examples
3. Model lesson study
4. Model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance,
interest, assessment, dan satisfaction).
Berkenaan
dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan
strategi pembelajaran.
Untuk
lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya
dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Di
luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah
desain pembelajaran. Jika strategi
pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas
pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan
strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah,
strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang
hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya),
masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan
desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun
beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya,
maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap
akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan
uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Mencermati
upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori)
pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat
secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang
khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan,
yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
Apabila
antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebut dengan model pembelajaran.Pada dasarnya model pembelajaran merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali
penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.
Unsur-Unsur
Model Pembelajaran Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model
belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut: a.
Sintak (syntax) b. Sistem sosial (the social system) c. Prinsip reaksi
(principles of reaction) d. Sistem pendukung (support system). Macam Model
Pembelajaran Menurut Karli dan Yuliariatiningsih (2002) adalah: (a) model
pembelajaran kontekstual (CTL), (b) model pembelajaran berdasarkan masalah, (c)
model pembelajaran konstruktivisme, (d) model dengan pendekatan lingkungan, (e)
model pengajaran langsung, (f) model pembelajarn terpadu, dan (g) model
pembelajaran interaktif. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi)
yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Di
bawah ini akan diuraikan secara singkat dari masing-masing model pembelajaran :
1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching Learning)
Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran
dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada
peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang
memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan,
tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik belajar. Dengan mengutip pemikiran Zahorik, E. Mulyasa (2003)
mengemukakan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
kontekstual, yaitu : Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh peserta didik. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global)
menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus). Pembelajaran harus
ditekankan pada pemahaman, dengan cara: (a) menyusun konsep sementara; (b)
melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain; dan
(c) merevisi dan mengembangkan konsep.
2. Bermain Peran (Role Playing)
Bermain
peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya
pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal
relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman
belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama,
komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran,
peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara
memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta
didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan
berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel,
E. Mulyasa (2003) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi :
(1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilih peran; (3)
menyusun tahap-tahap peran; (4) menyiapkan pengamat; (5) menyiapkan pengamat;
(6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap
I ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi tahap II; dan (10)
membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
3. Pembelajaran Partisipatif (Participative
Teaching and Learning)
Pembelajaran
Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran
dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003)
menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan
emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk
memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat
hal yang menguntungkan peserta didik. Pengembangan pembelajaran partisipatif
dilakukan dengan prosedur berikut: Menciptakan suasana yang mendorong peserta
didik siap belajar. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar
dan membelajarkan. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar. Membantu
peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. Membantu peserta didik
melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.
4. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar
tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu
belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi
yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara
maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan
akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam
mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan
bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk
memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi
satuan-satuan belajar tertentu,dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua
tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum proses
belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan setelah
para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan
dasar untuk memperoleh balikan (feedback). Tujuan utama evaluasi adalah
memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh
peserta didik. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal
apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan,
sehinga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan
belajar secara maksimal (belajar tuntas).
5. Pembelajaran dengan Modul (Modular
Instruction)
Modul
adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta
didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pembelajaran
dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut: Setiap modul harus
memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus
dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang
harus digunakan. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan
untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam setiap
modul harus : (1) memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai
dengan kemampuannya; (2) memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar
yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan
pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur. Setiap modul memiliki mekanisme
untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk
memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.
Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa
komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja;
(3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci
jawaban.
6. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Joyce (Gulo, 2005)
mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan
inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana
bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis
yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di
dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta,
sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, pendekatan
dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajarna sifatnya masih
konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode
pembelajaran tertentu.
B. SARAN
Kemampuan
masing-masing siswa dalam belajar memang berbeda-beda. Terdapat siswa yang
mudah dalam menangkap dan memahami materi pembelajaran, namun tak sedikit pula
peserta didik yang membutuhkan waktu ataupun usaha ekstra agar dapat mengerti
dengan baik dan mampu mengingat apa yang sedang ataupun telah dipelajari. Hal
ini dapat terjadi karena kemampuan intelektual masing-masing
siswa yang berbeda-beda, bukan hanya antar siswa saja bahkan kemampuan
intelektual seorang siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran berbeda
dengan kemampuan mempelajari materi atau mata pelajaran lainnya.
Dengan perbedaan
dan keterbatasan kemampuan intelektual siswa dalam belajar tentu dapat
menghambat proses belajar mengajar yang dilakukan. Hambatan serta keterbatasan
kemampuan intelektual siswa ini dapat mengakibatkan siswa kesulitan dalam
belajar.
Keterbatasan
dan hambatan yang terkait kemampuan intelektual peserta didik atau siswa ini
merupakan aspek alami atau natural yang tidak dapat dihindari. Namun demikian
masalah hambatan kemampuan intelektual siswa ini bukan tidak dapat diatasi,
guru harus mampu mengidentifikasi sejauh mana kemampuan siswa dan sejauh mana
dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Setelah itu barulah dapat dicari dan
diterapkan solusi bagaimana hambatan tersebut dapat diatasi atau setidaknya
diminimalisir agar tidak mengganggu dan membuat pecapaian tujuan belajar
menjadi gagal.
Slameto
(2010: 135) menyebutkan beberapa saran yang dapat diterapkan sebagai solusi
dalam membantu mengatasi kemampuan intelektual pada peserta didik atau siswa,
antara lain adalah sebagai berikut:
- Pengajar atau guru hendaknya juga turut memperhatikan kondisi dan perkembangan kesehatan fisik dan mental siswa
- Membantu pengembangan sifat-sifat positif pada diri siswa seperti rasa percaya diri dan saling menghormati
- Memperbaiki kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada siswa
- Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa
- Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin
Solusi-solusi
diatas masih berupa saran secara umum, guru hendaknya mampu menjabarkan
item-item diatas dalam aksi-aksi atau tindakan yang aplikatif sehingga bukan
hanya sebagai solusi saja namun juga terdapat tindakan nyata. Guru juga
hendaknya dapat memilih dan menerapkan saran dan solusi sesuai dengan kebutuhan
dan keperluan. Solusi yang dipilih hendaknya mampu secara efektif mengatasi hambatan
kemampuan intelektual siswa sehingga tidak menjadikan masalah yang utamanya
dialami siswa dalam belajar atau kesulitan belajar siswa dapat terpecahkan.
Cara yang dipilih sebagai solusi mengatasi kemampuan intelektual siswa dalam
belajar harus mampu meningkatkan kemampuan intelektual siswa dalam belajar
sehingga siswa dapat belajar dengan cepat. Akan lebih baik lagi jika dapat
meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik secara keseluruhan sehingga
tidak ada siswa tertinggal dari siswa lainnya dalam hal memahami materi
pembelajaran.
Hambatan
intelektual siswa atau kesulitan belajar siswa yang dapat diatasi dari
solusi-solusi yang telah tersedia sudah pasti akan mampu mempercepat proses
pembelajaran. Kelancaran pencapaian tujuan belajar juga sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru dan siswa bekerja sama dalam mengatasi masalah keterbatasan
kemampuan siswa dan kesulitan
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
MUHIBBINSYAH, psikologi pendidikan. (bandung : PT Remaja
ROSDAKARYA. 2010).
Sobry,
M.sutikno, belajar dan pembelajaran. (Lombok : holistica, 2013).
Abu,
H. ahmadi. Psikologi pendidikan. (Jakarta : RINEKA CIPTA. 2009).
23 comments:
saya marnila susanti ingin bertanya kepada gita fakhrina yaitu jelaskan pengertian konsep pendekatan beserta contohnya
makasih
nama : yulia syafaria(2c,klmpk 5)
kepada : reza febrina
Sebutkan strategi aplikasi metode pembelajaran dan berikan contoh ?
thanks :)
assalamualaikum, saya novia ulfa akan bertanya kepada laditya yaitu, sebutkan contoh-contoh dari teknik.
terimkasih
Saya selly astika dari kelompok 4 ingin bertanya kpd laditya bivilio pertanyaanya adalah bagaimana cara pengaplikasian metode pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran?
Terima kasih
Dari : Suci Mutia
Kepada : Gita Fakhrina
Saya ingin bertanya, seperti apakah bentuk pendekatan bervariasi dan pendekatan edukatif? Dan bagaimana contohnya?
Dari : Retno Tri Wulandari
Kepada : Saskhia Mouli R
Halo kiaaa :) Saya ingin bertanya bagaimana metode, pendekatan, dan teknik anda ketika mengajar siswa nantinya?
Dari : Febrikawati
Kepada : Fitra Ulfa
Hai upaaa ;) Menurut kamu, strategi pembelajaran mana yang paling efektif diterapkan di kelas? Berikan alasan kamu ya... oh ya, serta contoh...
Dari : Fitriani
Kepada : Reza Febrina
Dalam proses mengamati dari keseluruhan konsep pendekatan metode strategi teknik dan model coba jelaskan kesamaan dan keterkaitan keseluruhan konsep tersebut... jawab yaaa :)
Dari : Riumniyata Ulya
Kepada : Laditia Bivilo
Halo tiaaa, apa kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran? Dari keseluruhan metode tersebut mana yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajaran?
Saya nurlela audiana dari kelompok 4,bertanya ke yani.
Bagaimana strategi yg digunakan dalam pembelajaran.
Terimakasih
Saya dari kelompok 4 ingin bertanya kepada Saskia dari kelompok 6😊
Menurut anda metode pembelajaran apa yang tepat untuk diterapkan pada jenis siswa seperti siswa kelas 2.C ini?😁
Terima kasih yak
Dari : Sarmi Devi
Kepada : Laditya Bivilo
Assalamualaikum,
Saya dari kelompok 4 bertanya kepada kelompok 6 pwrtanyaannya:
Strategi apa yang digunakan dalam belajar agar dapat memahami materi pelajaran dengan baik? Terimakasih.
Muhammad Dwi HArtono (156310731) 2c
dari kelompok 2 ingin bertanya kepada shaskia , apakah teori pembelajaran dan strategi pembelajaran saling berhubungan ? kalau iya , jelaskan.
assalammualaikum wr wb
saya nilam sari dari kelompok 1 ingin bertanya kepada saskia dari kelompok 6.
1) apakah menurut pendapat anda mengenai Metode Global (ganze method, dan sebutkan kelemahan dari metode tersebut. makasih:-)
2) saya Mella Gisfa ingin bertanya kepada Laditya Bivilo.
jelaskan strategi pembelajaran yang efektif menuru!
3) Saya Meshara Febrianty ingin bertanya kepada Yani Safrida Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan kemampuan siswa dalam belajar secara efektif?
nama : rifki yolanda , kepada : gita fahrina .
sebutkan contoh aplikasi model pembelajaran ?
Baiklah saya Saskhia Rahma Mouli F dari kelompok 6 akan menjawab pertanyaan dari Retno Tri W. Yaitu bagaimana metode, pendekatan, teknik ketika saya mengajar siswa nanti? Adapun metode, pendekatan dan teknik yang saya gunakan nanti ialah dimulai dari metode. saya akan menggunakan metode ceramah dimana saya memberikan penjelasan secara lisan, dan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan dan membuat catatan kecil yang dianggap penting. Metode diskusi yaitu saya akan membuat siswa-siswa saya berinteraksi saling bertukar pendapat,saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah. metode resitasi dimana mengharuskan siswa membuat resume dengan menggunakan kalimat sendiri. Adapun pendekatan yang saya gunakan ialah Pendekatan konsep yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Pendekatan proses yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Selanjutnya yaitu pendekatan deduktif dan induktif. Adapun Teknik yang saya gunakan dalam mengajar ialahTekni Jawab soal dimana saya memberikan soalan-soalan yang berkaitan dengan isi pelajaran dan pelajar dikehendaki untuk memberi tindak balas sewajarnya. Mungkin itu yang dapat saya jawab atas pertanyaan dari Retno.semoga anda dapat memahami dan menerimanya. Terimakasih
Waalaikumsalam wr.wb jawaban dari novia ulfa adalah Pertama adalah tehnik penyajian (presentasi) yang mencakup : ceramah, siaran televise dan videotape, film dan slide, debat, dialog, dan tanya jawab, symposium, . Kedua adalah tehnik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar yang mencakup : Tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok buzz, bermain peran dan panel berangkai. Ketiga adalah tehnik untuk diskusi yang mencakup antara lain : diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi sokratik, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. Keempat adalah tehnik-tehnik simulasi yang terdiri antara lain atas : bermain peran, pemecahan masih kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket) .Kelima adalah tehnik-tehnik pelatihan kelompok T (sensitivity training).Keenam adalah tehnik-tehnik pelatihan tanpa bicara. Ketujuh adalah tehnik-tehnik pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan. Singkatnya, tehnik pembelajaran itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih dan ditetapkan sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari selly astika adalah cara pegaplikasian metode pembelajaran dengan cara metode dikelas diubah,siswanya lebih aktip lagi dan adanya juga kelompok diskusi. Apersepsi guru menanyakan pengalaman pribadi peserta didik yang berkesan. Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi materi yang telah dibahas.Trimakasih
Hello uli
saya akan menjawab pertannyaan uli kekurangan dan kelebihan setiap masing masing metode itu banyak, dimakalah sudah dijelaskan setiap metodenya. tapi yang paling tepat adalah . Metode Demonstrasi karna sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. timakasih
Waalaikumsalam wr.wb Sarmi Devi dan Mella Gisfa
baik jawaban dari Devi dan Mella adalah strategi yang paling baik menurut saya adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Karna strategi itu merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
Trimakasih
Baiklah saya Saskhia Rahma M.F dari kelompok 6 akan menjawab pertanyaan dari Lyvia/intan rizal. yaitu metode pembelajaran apa yang tepat untuk diterapkan, misal siswa dikelas 2c? Metode yang tepat untuk diterapkan di kelas 2c ialah menurut saya metode diskusi karena siswa di kelas 2c bisa saling berinteraksi satu sama lain, mereka bisa bertukar pendapat, saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah. terus metode resitasi dimana siswa kelas 2c membuat resume dengan menggunakan kalimat sendiri, dengan metode resitasi ini siswa tersebut bisa sekaligus membaca dan memahami materi. metode tanya jawab memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. metode proyek ini sangat menarik, dimana siswa terutam kelas 2c dapat menyalurkan minat mereka yang berbeda-beda Baik berhubungan langsung dengan pelajaran di sekolah, atau hal yang menyangkut penggunaan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Jadi metode yang tepat diterapkan di kelas 2c : metode diskusi, tanya jawab, resitasi dan proyek. Mungkin itu yang dapat saya jawab atas pertanyaan dari intan rizal. semoga dapat memahami dan menerimanya. Terima kasih
Hai Nilam, Saskhia akan menjawab pertanyaan nialm, yaitu apakah menurut pendapat anda mengenai metode global(ganze method, dan kelebihan kekurangan nya)
menurut saya metode global ialah metode dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, lalu mereka meresume apa yang mereka serap atau yang mereka tahu dari materi tersebut. kelebihan dari metode tersebut menurut saya lebih ke arah, kita lebih rajin membaca, memahami materi,mudah untuk menyimpulkan atau mengambil inti sari dari materi.kekurangan nya mungkin tidak semuanya dapat melakukan metode tersebut.
Jadi itu dia jawaban dari pertanyaan nilam, semoga nilam dapat memahami nya yaa. terutama kelebihan dan kekurangan mungkin belum tepat.maklumi!
Thanks :)
Hai Dwi, Saskhia akan menjawab pertanyaan Dwi, yaitu apakah teori pembelejaran dan strategi pembelajaran saling berhubungan? kalo iya , jelaskan!
Menurut saya tidak, karena Pengertian dari teori tersebut ialah seperangkat konsep atau konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat yang terjadi.Teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
Dalam istilah ilmiah, teori itu benar-benar sebuah hipotesis yang telah terbukti sesuai dengan fakta-fakta dan yang memiliki kualitas prediktif. Dengan definisi tersebut, dan tanpa mendevaluasi keyakinan, tidak semua keyakinan akan dianggap sebagai teori. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, karena jika tidak, maka dia bukanlah suatu teori.Ada dua macam teori, yaitu teori intuitif dan teori ilmiah. Teori intutif adalah teori yang dibangun berdasarkan pengalaman praktis. Sedangkan teori ilmiah (teori formal) adalah teori yang dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian. Guru lebih sering menggunakan teori jenis yang pertama.
Sedangkan Strategi ialah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya. Jadi dengan adanya penjelasan diatas bahwa teori dengan strategi tidak berhunbungan.(menurut saya)
Semoga anda dapat memahami apa yg saya sampaikan.
Terima kasih~
Hai juga ika :) Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari Febrikawati . menurut saya strategi yang paling efektif diterapkan di kelas adalah strategi atau metode diskusi.
Karena strategi pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru adalah strategi pembelajaran yang kondisional dan efektif. Seorang guru akan lebih maksimal dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada muridnya dengan menggunakan metode sharing atau diskusi. Dengan mengajak murid yang aktif tersebut untuk berdiskusi maka secara tidak langsung mereka aka menyalurkan keaktifan yang mereka miliki tersebut dengan lebih baik misalkan saja dengan aktif menyampaikan pendapat yang mereka miliki ataupun aktif dalam hal kerja sama dengan orang lain. Lalu bagaimanakah dengan lingkungan kelas yang siswanya cenderung pasif? Disini hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan memberkan pancingan berupa pertanyaan kepada siswa agara terjalin interaksi yang lebih baik. Serta dapat pula menggunakan strategi yang menyenangkan untuk menarik reaksi dari para siswa.
Contohnya ketika seorang guru tengah mengajar di sebuah kelas dan gurunya membentuk sebuah kelompok belajar. Disini mereka akan dapat menyalurkan pendapat mereka dan juga terjalin interaksi antar siswa, mereka akan menjadi aktif dan guru tidak boleh menyela pendapat siswanya agar mereka tidak takut mengeluarkan pendapatnya.
Itulah jawaban yang dapat saya sampaikan, semoga jawaban saya dapat diterima dan dimengerti oleh Febrikawati. Terima kasih.
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari yulia syafaria.
menurut saya model dan strategi pembelajaran aktif (Active learning) atau yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
Guru diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi atau mencari strategi atau metode lain yang dipandang lebih tepat. Karena pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal/baik. Masing-masing strategi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru), ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi lainnya.
Aplikasi strategi PAIKEM harus bersifat variatif. Sekian banyak model strategi PAIKEM seharusnya tidak diterapkan secara tunggal, melainkan harus dikombinasi antara satu strategi dengan strategi lainnya. Kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat menopang ketuntasan pencapaian tujuan optimal. Pemilihan dua atau lebih strategi dalam satu proses pembelajaran harus melihat dan mencermati Kompetensi Dasar disampaikan. Disamping itu, kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yakni, pembelajaran serba variasi. Proses pembelajaran harus menggunakan variasi metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.
dan contohnya adalah dengan di berikannya tugas di setiap pertemuan dalam proses pembelajaran.dan mengadakan diskusi kelompok di dalam kelas.
baiklah hanya itu jawaban yang dapat saya sampaikan semoga dapat diterima oleh saudari yulia syafaria.
terimakasih
baiklah saya Reza febrina akan menjawab pertanyaan dari fitriani.
menurut saya keterkaitan dan kesamaan keseluruhan konsep pendekatan metode,strategi,teknik,dan model adalah konsep tersebut sama - sama bertujuan untuk meningkatkan belajar dan pembelajaran agar menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta untuk memunculkan variasi baru dalam pembelajaran sehingga dunia pendidikan menjadi lebih baik.
itulah jawaban dari saya semoga dapat diterima dan dapat dimengerti oleh saudara fitriani.
Baiklah saya yani syafrida akan menjawab pertanyaan dari nurlela.
Strategi pembelajaran merupakan cara atau metode yang digunakan untuk melakukan pengajaran yang baik dan efektif yang diantaranya terbagi menjadi:
Yang pertama adalah strategi pembelajaran secara langsung. Dalam hal
ini para guru merupakan pemeran utama dalam penyampaian materi ajaran
kepada para peserta didik. Yang dengannya para guru harus aktif memberikan materi secara langsung. untuk strategi pembelajaran seperti ini bersifat deduktif.
Berbeda dengan strategi pembelajaran langsung maka yang selanjutnya adalah strategi pembelajaran tidak langsung. Dalam strategi pembelajaran seperti ini lebih dipusatkan pada para siswa yakni guru hanya berperan sebagai fasilitator yang bertugas mengelola lingkungan kondusif saat pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya ada strategi pembelajaran interaktif. Strategi ini menekankan komunikasi yang terjalin antara para peserta didik dengan peserta didik yang lainnya maupun antara peserta didik dengan guru melalui kegiatan diskusi dan sharing untuk memecahkan sebuah permasalahan. Kelebihan dari strategi ini adalah mengajak peserta didik untuk lebih aktif dan peka terhadap setiap permasalahan yang dibahas dalam pembelajaran tersebut.
Yang keempat adalah strategi pembelajaran empiric, ini merupakan sebuah strategi pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas yang dilakukan oleh para peserta didik selama masa pembelajaran.
Terakhir untuk melengkapi terdapat strategi pembelajaran mandiri yang dengannya bertujuan untuk meningkatkan potensi masing-masing peserta didik serta mengakomodir inisiatif yang mereka miliki untuk mengembangkan dirinya sendiri.
Dan demikianlah beberapa ulasan yang dapat saya berikan tentang strategi pembelajaran yang baik untuk diterapkan pada peserta didik di atas, semoga memberi banyak manfaat bagi anda.
itulah jawaban yang dapat saya sampaikan dan semoga dapat diterima dan dapat dimengerti oleh saudari nurlela.
terimakasih.
baiklah saya yani safrida akan menjawab pertanyaan dari meshara febrianty yaitu bagaimanakah solusi untuk mengatasi hambatan siswa dalam belajar secara efektif. beberapa saran yang dapat diterapkan sebagai solusi dalam membantu mengatasi masalah pada peserta didik atau siswa, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pengajar atau guru hendaknya juga turut memperhatikan kondisi dan perkembangan kesehatan fisik dan mental siswa
2. Membantu pengembangan sifat-sifat positif pada diri siswa seperti rasa percaya diri dan saling menghormati
3. Memperbaiki kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada siswa
4. Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa
5. Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin
Solusi-solusi diatas masih berupa saran secara umum, guru hendaknya mampu menjabarkan item-item diatas dalam aksi-aksi atau tindakan yang aplikatif sehingga bukan hanya sebagai solusi saja namun juga terdapat tindakan nyata. Guru juga hendaknya dapat memilih dan menerapkan saran dan solusi sesuai dengan kebutuhan dan keperluan. Solusi yang dipilih hendaknya mampu secara efektif mengatasi hambatan kemampuan intelektual siswa sehingga tidak menjadikan masalah yang utamanya dialami siswa dalam belajar atau kesulitan belajar siswa dapat terpecahkan. Cara yang dipilih sebagai solusi mengatasi kemampuan intelektual siswa dalam belajar harus mampu meningkatkan kemampuan intelektual siswa dalam belajar sehingga siswa dapat belajar dengan cepat. Akan lebih baik lagi jika dapat meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik secara keseluruhan sehingga tidak ada siswa tertinggal dari siswa lainnya dalam hal memahami materi pembelajaran.
itulah jawaban dari saya semoga dapat diterima dan dimengerti oleh memes. terima kasih.
Post a Comment