TEORI
DAN PRAKTEK PENGAJARAN MICRO PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
(KETERAMPILAN
MENGAJAR KELOMPOK KECIL PERORANGAN)
Disusun
oleh:
DOSEN PENGAMPU:
MARHAMAH ,S.Pd ., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI......................................................................................................................
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .............................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah......................................................................................................... .
1.3 Tujuan............................................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1Pengertian.......................................................................................................................
2.2 Unsur-unsur pembelajaran.............................................................................................
2.3
Komponen keterampilan................................................................................................
2.4
Hal-hal yang perlu diperhatikan....................................................................................
2.5
Laporan hasil observasi video........................................................................................
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN ...........................................................................................................
3.2
SARAN ........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembelajaran sebagai bagian integral
dari pendidikan harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas
yang dinikmati oleh setiap warga. Konsep pendidikan untuk semua (education for
all), mengandung makna bahwa pendidikan harus mampu melayani dan mengembangkan
siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya.
Pendidikan sebagai upaya untuk
memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa proses pendidikan dan pembelajaran
yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap warga
belajar (siswa) baik untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat kelompok maupun
kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang
dapat memenuhi karakteristik siswa yang ber ISIbeda-beda itu adalah dengan
menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perorangan atau disebut
dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Pendidikan dan pembelajaran di satu
sisi harus dapat mengantarkan manusia (siswa) dalam kebersamaan, artinya
mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain bahwa setiap manusia (siswa) juga
memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang
efektif tentu saja adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi adanya
kebersaam disamping terpenuhinya kebutuhan secara individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan
siswa secara induvidu belum dapat terlayani secara maksimal. Guru biasanya
hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada umumya di kelas yang dia ajarkan.
Adapun sifat-sifat atau karakteristik yang bersifat individual belum dapat
terlayani secara optimal. Oleh karena itu, guru secara profesional disamping
guru harus melayani siswa secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan
siswa secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok
kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara
klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih dan
dikembangkan, sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak
pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan?
2. Seperti
apa Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan?
3. Apa
saja Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ?
4. Apa
saja Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah agar kita memahami keterampilan dasar mengajar khususnya
dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, setelah itu kita
perlu memahamai ada unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
Serta agar kita tahu komponen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
2.1 Pengertian
Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan
koordinasi informasi yang dipelajari. Mengajar adalah
membimbing suatu kegiatan ssiswa dalam proses belajar, yang merupakan
pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan
baik. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat
memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara
klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus
di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Setiap siswa selain
sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu yang unik. Sebagai
individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi fisik
maupun psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedangdan
pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan
lainnya memiliki perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi
dalam pembelajaran, misalnya ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan
rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdsan yang tinggi ia akan cepat memahami
materi ang dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan
yang rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing
pembelajaran idealnya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga
setiap siswa dari berbagai perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat
dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang
memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani
siswa yang tergolonh sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu
sangat heterogen, maka salah satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru
adkah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Belajar pada
dasarnya adalah bersifat individual, walau pun dilakukan secara klasikal
sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain
memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam
proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih
kuat mengandalkan segi pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara
Helmi, cenderung lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat
memahami materi pembelajaran jika dilakukan melaui perbuatan atau aktivitas
yang bersifat tindaka atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara
atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif,
Helmi bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan
adanya siswa yang lambat menguasai meteri pembelajaran yang diberikan, tidak
cepat menyimpulkan siswa sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar
yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang
diinginkan oleh siswa tersebut.
Memang bukan cara yang mudah untuk
dapat mengajar yang menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang
berbeda-beda itu, karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan
kekurangan. Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam
mengajar siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu.
Disinalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan solusinya.
Sesuai dengan makna yang tersirat
dari kata “ kelompok kecil dan perorangan”, maka secara fisik guru ketika
mengajar hanya menghadapi siswa dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan
rata-rata jumlah siswa yang dihadapi dalam kelas pada umumnya yang berkisar
antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan,
guru hanya melayani siswa antara 3 s.d 8 orang, untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perorangan.
2.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
Berikut ini ditemukan beberapa
aktivitas atau komponen-konponen yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberi
layanan pembelajaran secara optimal melalui pendekatan kelompok kecil dan
perorangan:
2.2.1 Peran guru
a. Sebagai
motivator, yaitu guru memposisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan
semangat dan kekuatan belajar siswa. Dengan cara itu siswa dirangsang dan
didorong untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kemampuan maupun
gayanya masing-masing.
b. Sebagai
fasilitstor, yaitu guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk kelancaran
dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa.
c. Organisator
pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
d. Multi metode dan
media, yaitu guru dalam mengajar tidak hanya terpaku pada satu jenis metode
atau media tertentu saja, akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya belajar
bagi setiap siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui
penggunaan metode dan media secara bervariasi.
e. Pola interaksi
pembelajaran, yaitu kominikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan dengan
jalinan komunikasi interaktif, siswa tidak hanya sebagai pendengar atau
penerima informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan tetapi
dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke guru, siswa dengan siswa
lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih luas lagi.
f. Pemanfaatan
sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi, yaitu bagaimana dalam proses
pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau satu buku saja
sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang
cepat, terutama teknologi informasi dan komunikasi, maka bagaimana guru
merangsang siswa untuk memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai sumber
pembelajaran agar setiap siswa dengan caranya sendiri mengoptimalkan potensi,
bakat, keinginan demi tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang lebih
berkualitas.
g. Mendiagnosis
kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati atau meneliti
permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Mealui pendekatan kelompok kecil
dan perorangan biasanya siswa akan mudah dan bebas menyampaikan permasalahannya
sehingga guru akan dapat menyimpulkan kesulitan yang dihadpi dan alternatif
solusi pemecahannya.
2.2.2 Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara spesifik karakteristik model pembelajaran yang
dilakukan pada kelompok kecil dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya:
a. Hubungan yang
akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa dengan siswa
lainnya).
b. Siswa
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan
masing-masing.
c. Guru melakukan
bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d. Siswa sejak awal
pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan dipelajari
maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
2.2.3 Keterampilan yang dituntut
Kebiasaan guru mengajar dengan lebih banyak
menggunakan pendekatan klasikal, tentu saja dalam hal tertentu harus melakukan
adaptasi atau penyesuaian keterampilan sesuai dengan karakteristik pendekatan
kelompok kecil dan perorangan.
Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh
guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan yaitu
:
a. Mengidentifikasi
topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif dengan model
pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan pendekatan
kelompok kecil dan perorangan.
b. Pengorganisasian,
yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap unsur/komponen
pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang dibutuhkan, pendekatan dan
metode yang akan digunakan serta sistem evaluasi.
c. Memberikan
kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan,
harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk membuat
rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
d. Mengenal
secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui pendekatan perorangan
debgan efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum dan
lebih baik secara lebih mendalam.
e. Mengembangkan
bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan belajar secara perorangan
guru harus terampil mengembangkan bahan pembelajaran untuk individual. Seperti
dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb yang memungkinkan
siswa dapat belajar sesuai dengan caranya masing-masing.
2.3 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok
Kecil Dan Perorangan Terdiri dari:
a) Keterampilan
mengadakan pendekatan pribadi,
Menerapkan pendekatan
perorangan dan kelompok kecil di dalam pembelajaran, butuh pemahaman dan
kepekaam guru terhadap siswa secara pribadi, mengenal karakter dan kebutuhan
anak dalam belajar. Guru juga harus memiliki keterampilan khusus melakukan
pendekatan psikologis akan menciptakan suasana keakraban antara siswa dan guru.
Suasana tersebut diciptakan antara lain dengan cara:
1.Menunjukkan kehangatan dan kepekaan
terhadap kebutuhan dan perilaku siswa, baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil.
2. Mendengarkan dengan penuh rasa
simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. Merespon secara positif pendapat
siswa,
4. Membangun hubungan berdasarkan
rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan kesiapan untuk
membantu,
6. Menunjukkan kesediaan
untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7. Berusaha mengendalikan
situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah
yang dihadapinya.
b) Keterampilan
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
Pendekatan
pembelajaran kelompok kecil membutuhkan keterampilan guru sebagai organisator yang
menata dan mengatur pembagian anggota kelompoktugas didalam kelompok, aktivitas
kelompok, aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan alat, mengatur
tempat, menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini guru juga
bertugas memonitor aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama
kegiatan berlangsung.Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan
monitoring pembelajaran tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan cara:
1. Memberikan
orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2. Memvariasikan
kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. Membentuk
kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan
kegiatan,
5. Membagi
perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri
kegiatan dengan kulminasi.
Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran
terhadap sesama. Berbagai kegiatan diatas sangat penting bagi guru agar dapat
menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kelompok kecil secara efektif, serta menciptakan
lingkungan dan sumber belajar yang efektif bagi siswa.
c) Keterampilan
membimbing dan memberi kemudahan belajar
Tujuan utama pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan perorangan dan kelompok kecil adalah menciptakan sebuah pembelajran
efektif, yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa baik secara
perorangan maupun secara kelompok dalam proses pembelajaran. Target tersebut
akan tercapai apabila guru memiliki keterampilan berikut :
1. Memberi
penguatan secara tepat,
2. Melaksanakan
supervisi proses awal,
3. Melaksanakan
supervisi proses lanjut, serta
4. Melaksanakan
supervisi pemaduan.
d) Keterampilan
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
1. Membantu
siswa menetapkan tujuan belajar,
2. Merancang
kegiatan belajar,
3. Bertindak
sebagai penasihat siswa, serta
4. Membantu
siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri
2.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan
individual
Murid SD secara undividual berbeda
dalam banyak hal. Perbedaan tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir,
kharakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat,
maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian serius dalam
pembelajaran kelas rangkap. Layanan bimbingan secara individual sangat membantu
murid untuk dapat berkembang dan mencapai prestasi belajar secara optimal.
Misalnya ada murid yang cepat dan mudah mengerti apayang disajikan guru, ada
pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat dalam menangkap materi
pelajaran. Guru yang baik akan memberikan layanan secara khusus kepada murid
yang agak lambat menangkap materi pelajaran.
Demikian dalam menghadapi perbedaan individual
dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang
berkembampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau siswa yang tampak agresip
jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan bimbinga belajar secara khusus.
Cara ini juga membantu meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar
kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani
kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap
perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar
belakang keluarga yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama
pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini
menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan
melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi
kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberik layanan atau
bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan keperluan yang
dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah maka perlu
bimbingan secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada
murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain
memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta
untuk bersedia bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar
mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan
dengan tujuan agar pada diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan
efektif. Hal ini yang diutamaka dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru
mengajar, tetapi yang lebi penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid
melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar mengajar
tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid, dapat
dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal khususnya
pendidikan calon guru sekolah dasar.
Untuk mengaktifkan dan mengektifkan
murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara
aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid
aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru
tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok,
guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk memberikan bimbingan atau
bantuan kepada murid dan memperhatiikan kelompok atau murid yang mengalami
kesulitan mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya
kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru
memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru
sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya murid
secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek intelektual, aspek
emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua
aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah.
Meskipun sering tampak guru lebih menekankan pada perkembangan aspek
intelektual, namun secara tidak langsung, disadari atau tidak disadari guru
telah membantu tumbuh kembang murid secara terpadu selama murid berada di
sekolah. Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui
contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang
aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu
penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa
yang baik dan benar.
Tumbuh-kembang aspek fisik terutama
dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui
kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar
dan sebagainya. Contoh, di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan
senam pagi setiap hari, kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa
diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sorehari
(kegiatan ekstrakurikuler).
e. Pergeseran dari pengajaran
klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan
pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian
secara bertahap menga-ah kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon
guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap
kepad pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat
dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang
bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam
bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik
didih air 100 oC melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan pembelajaran
kelompok kecil atau perorangan, tetapi jika murid diminta untuk memahami sebuah
konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika
pembelajaran dilakukan secara klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil
dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil,
langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta
waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan guru harus
mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan
dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan
yang telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang mengalami kesulitan soal
matematika, perlu diberika bimbingan belajar secara perorangan. Sedang siswa
yang tidak mengalami kesulitan diminta mengerjakan sendiri atau diperbolehkan
bertanya pada teman.
g. Menggunakan berbagai variasi
dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup
variasi pengelompokan, variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar.
Ketiga variasi pengorganisa-sian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran
kelas rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara terus
menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul
jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya
atau menurunnya kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak
aktif dan efektif dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan
dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi. Contoh, siswa tidak
selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali diminta untuk memilih teman
yang disukai untuk berada dalam kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk
memilih beberapa sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran.
2.5 Laporan Hasil Observasi Video Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil Perorangan
Judul Keterampilan : Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
Mata Pelajaran :
-
Kelas :
-
Jumlah
Siswa : 8
orang
Judul :
Respirasi
1. Diskusi diawali dengan salam pembuka oleh guru
Memberikan topik pelajaranyang diawali dengan memberi sebuah contoh praktek
kerja ilmiah ,diawali dengan pemusatan perhatian:
a)
Merumuskan tujuan dengan jelas
b)
Menyatakan masalah khusus
c)
Menghindari penyimpangan masalah
d)
Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam
diskusi yang nantinya akan dijelaskan kembali oleh siswa serta guru dapat
memberikan contoh pada tema diskusi,guru menyatakan masalah khusus pada diskusi
untuk merangsang berfikir siswa serta siswa dapat mengemukakan pendapat
/aspirasinya agar dapat merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu.
2. Untuk memperjelas masalah / urunan pendapat dapat
dilakukan dengan cara:
a)
Menguraikan kembali pokok-pokok masalah yg telah dibicarakan
b)
Meminta komentar siswa tentang pokok masalah
c)
Menguraikan gagasan pendapat siswa dengan informasi tambahan
Guru meminta komentar siswa menguraikan pokok masalah
yang telah dibicarakan dan siswa yang lain satu per satu menanggapi atau ikut
berkomentar,setelah itu siswa mendapat informasi tambahan dari gagasan mengenai
pokok-pokok masalah yang telah dibicarakan.
3. Kegiatan menganalisis pendapat :
a)
Meneliti kembali apakah alasan siswa memiliki dasar yang kuat
b)
Memperjelas hal-hal yang di sepakati dan yang tidak di sepakati
Seorang siswa memberikan contoh mengemukakan pendapat
proses dari kerja ilmiah,setelah itu guru mulai meneliti pendapat siswa
tersebut dengan menguraikan kembali pendapat siswanya dengan memberikan contoh
dan memperjelas pendapat siswa.
4. Meningkatkan urunan pikiran siswa :
a)
Mengajukan pertanyaan untuk merangsang berfikir
b)
Memberikan contoh dengan jelas agar siswa mampu mengemukakan pendapat
c)
Menghangatkan suasana
d)
Memberi waktu yang cukup
e)
Mendukung pendapat siswa
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dan siswa
dengan aktif memberikan pendapat dan rangsangan pertanyaan dari guru,setelah
itu guru mulai memberikan contoh pada percobaan dan siswa diminta untuk
mengamati setelah selesai mengamati siswa diminta untuk berdiskusi dan
mengemukakan hasil diskusinya, Guru mampu menghangatkan suasana dengan
mendukung pendapat siswa.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi dalam urunan
pendapat :
a)
Memancing pendapat siswa
b)
Mencegah pembicaraan serentak
c)
Mencegah monopoli pembicaraan
d)
Mendorong siswa untuk memberikan komentar
e)
Meminta persetujuan kepada siswa
Guru meminta kepada salah satu siswa untuk
mengemukakan pendapat dengan memancing pendapat siswa lalu siswa lain mulai
tertarik menambahkan pendapatnya,dan untuk mencegah terjadinya pembicaraan
serentak guru memilih satu persatu siswa untuk menambahkan pendapatnya.
6. Menutup diskusi :
a)
Membuat rangkuman hasil diskusi
b)
Memberi gambaran tindak lanjut hasil diskusi dengan : memberi tugas
c)
Mengajak menilai proses hasil diskusi
Guru menutup diskusi dengan baik,menutup dengan
membuat rangkuman dan meminta siswa menyimpulkan hasil diskusi terlebih dahulu
dan menilai proses diskusi apakah diskusi sesuai atau berjalan dengan baik atau
tidakkah ,hal ini ditanyakan guru kepada siswa setelah itu guru mulai
menjelaskan kesimpulannya / tindak lanjut dari diskusi dan memberikan pendapat
atau komentar positif kepada siswanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat
memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara
klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus
di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.Adapun Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan
Perorangan yaitu keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, keterampilan
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,keterampilan membimbing dan memberi
kemudahan belajar, dan keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan yaitu Pembelajaran dilakukan berdasarkan
perbedaan individual, memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, mengupayakan
proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, merangsang tumbuh-kembangnya
kemampuan optimal murid, pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok
kecil dan perorangan, langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan,dan menggunakan
berbagai variasi dalam pengorganisasiannya.
3.2 Saran
Dalam
mengimplementasikan kurikulum guru menjadi pedoman dalam berjalannyasuatu
pembelajaran di jenjang pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan
,maka dari itu guru dituntut mengerti serta memahami peranan dan fungsi
kurikulum serta dituntut mengoptimalkan potensi yang dimiliki mengingat
pentingnya tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai serta meningkatkan
kompetensinya dengan selalu berusaha.
Menjadi
seorang pendidik maupun pengajar haruslah mengerti begitu banyak hal tentang
apa prinsip-prinsip dalam pendidikan ,tujuan pendidikan adalah menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.Selaku penyusun makalah inilah isi yang
dapat saya sampaikan jauh dari kata sempurna tetapi semoga makalah ini menambah
ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah reverensi yang berguna ,semoga bagi calon
guru maupun yang telah menjadi seorang pengajar dan juga pendidik mari
sama-sama jangan lelah untuk menabah ilmu pengetahuan,agar tujuan berjalan
sesuai dengan yang diinginkan .
No comments:
Post a Comment