Friday, March 4, 2016

LAPORAN OBSERVASI VIDEO OLEH : NAWANG WAHYU H (136311479) KELAS : 6A


TEORI DAN PRAKTEK PENGAJARAN MICRO PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

(KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL PERORANGAN)

Disusun oleh:
Nawang Wahyu.H.
136311479
Semester 6 A




DOSEN PENGAMPU:
MARHAMAH ,S.Pd ., M.Pd





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2016/2017

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .............................................................................................................
1.2  Rumusan Masalah......................................................................................................... .
1.3  Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian.......................................................................................................................
2.2 Unsur-unsur pembelajaran.............................................................................................
2.3 Komponen keterampilan................................................................................................
2.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan....................................................................................
2.5 Laporan hasil observasi video........................................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ...........................................................................................................
3.2 SARAN ........................................................................................................................



















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pembelajaran sebagai bagian integral dari pendidikan harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas yang dinikmati oleh setiap warga. Konsep pendidikan untuk semua (education for all), mengandung makna bahwa pendidikan harus mampu melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya.
Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap warga belajar (siswa) baik untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat kelompok maupun kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang dapat memenuhi karakteristik siswa yang ber ISIbeda-beda itu adalah dengan menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perorangan atau disebut dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan manusia (siswa) dalam kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain bahwa setiap manusia (siswa) juga memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang efektif tentu saja adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi adanya kebersaam disamping terpenuhinya kebutuhan secara individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara induvidu belum dapat terlayani secara maksimal. Guru biasanya hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada umumya di kelas yang dia ajarkan. Adapun sifat-sifat atau karakteristik yang bersifat individual belum dapat terlayani secara optimal. Oleh karena itu, guru secara profesional disamping guru harus melayani siswa secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan siswa secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan?
2.      Seperti apa Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan?
3.      Apa saja  Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ?
4.      Apa saja Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan?

1.3              Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita memahami keterampilan dasar mengajar khususnya dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, setelah itu kita perlu memahamai ada unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Serta agar kita tahu komponen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.










































BAB II
PEMBAHASAN

Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
2.1 Pengertian
Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan ssiswa dalam proses belajar, yang merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus  di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Setiap siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu yang unik. Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi fisik maupun psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedangdan pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan lainnya memiliki perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdsan yang tinggi ia akan cepat memahami materi ang dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari berbagai perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani siswa yang tergolonh sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Belajar pada dasarnya adalah bersifat individual, walau pun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi pembelajaran jika dilakukan melaui perbuatan atau aktivitas yang bersifat tindaka atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat menguasai meteri pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan siswa sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang diinginkan oleh siswa tersebut.
Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu, karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam mengajar siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu. Disinalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan solusinya.
Sesuai dengan makna yang tersirat dari kata “ kelompok kecil dan perorangan”, maka secara fisik guru ketika mengajar hanya menghadapi siswa dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan rata-rata jumlah siswa yang dihadapi dalam kelas pada umumnya yang berkisar antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, guru hanya melayani siswa antara 3 s.d 8 orang, untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan.

2.2   Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
Berikut ini ditemukan beberapa aktivitas atau komponen-konponen yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberi layanan pembelajaran secara optimal melalui pendekatan kelompok kecil dan perorangan:
2.2.1   Peran guru
a.    Sebagai motivator, yaitu guru memposisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan semangat dan kekuatan belajar siswa. Dengan cara itu siswa dirangsang dan didorong untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kemampuan maupun gayanya masing-masing.
b.    Sebagai fasilitstor, yaitu guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk kelancaran dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa.
c.    Organisator pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
d.   Multi metode dan media, yaitu guru dalam mengajar tidak hanya terpaku pada satu jenis metode atau media tertentu saja, akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya belajar bagi setiap siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui penggunaan metode dan media secara bervariasi.
e.    Pola interaksi pembelajaran, yaitu kominikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan dengan jalinan komunikasi interaktif, siswa tidak hanya sebagai pendengar atau penerima informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan tetapi dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke guru, siswa dengan siswa lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih luas lagi.
f.     Pemanfaatan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi, yaitu bagaimana dalam proses pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau satu buku saja sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang cepat, terutama teknologi informasi dan komunikasi, maka bagaimana guru merangsang siswa untuk memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai sumber pembelajaran agar setiap siswa dengan caranya sendiri mengoptimalkan potensi, bakat, keinginan demi tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang lebih berkualitas.
g.    Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati atau meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Mealui pendekatan kelompok kecil dan perorangan biasanya siswa akan mudah dan bebas menyampaikan permasalahannya sehingga guru akan dapat menyimpulkan kesulitan yang dihadpi dan alternatif solusi pemecahannya.

2.2.2  Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara spesifik karakteristik model pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya:
a.    Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa dengan siswa lainnya).
b.    Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan masing-masing.
c.    Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d.   Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
2.2.3 Keterampilan yang dituntut
Kebiasaan guru mengajar dengan lebih banyak menggunakan pendekatan klasikal, tentu saja dalam hal tertentu harus melakukan adaptasi atau penyesuaian keterampilan sesuai dengan karakteristik pendekatan kelompok kecil dan perorangan.
Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan yaitu :
a.               Mengidentifikasi topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif dengan model pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan pendekatan kelompok kecil dan perorangan.
b.             Pengorganisasian, yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap unsur/komponen pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang dibutuhkan, pendekatan dan metode yang akan digunakan serta sistem evaluasi.
c.             Memberikan kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk membuat rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
d.                  Mengenal secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui pendekatan perorangan debgan efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum dan lebih baik secara lebih mendalam.
e.                   Mengembangkan bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan belajar secara perorangan guru harus terampil mengembangkan bahan pembelajaran untuk individual. Seperti dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb yang memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan caranya masing-masing.


2.3  Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Terdiri dari:
a)      Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi,
Menerapkan pendekatan perorangan dan kelompok kecil di dalam pembelajaran, butuh pemahaman dan kepekaam guru terhadap siswa secara pribadi, mengenal karakter dan kebutuhan anak dalam belajar. Guru juga harus memiliki keterampilan khusus melakukan pendekatan psikologis akan menciptakan suasana keakraban antara siswa dan guru. Suasana tersebut diciptakan antara lain dengan cara:
1.Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa, baik secara    perorangan maupun dalam kelompok kecil.
2. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. Merespon secara positif pendapat siswa,
4. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6.  Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7.  Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
b)      Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
Pendekatan pembelajaran kelompok kecil membutuhkan keterampilan guru sebagai organisator yang menata dan mengatur pembagian anggota kelompoktugas didalam kelompok, aktivitas kelompok, aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan alat, mengatur tempat, menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini guru juga bertugas memonitor aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama kegiatan berlangsung.Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan monitoring pembelajaran tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan cara:
1.      Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2.      Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3.      Membentuk kelompok yang tepat,
4.      Mengkoordinasikan kegiatan,
5.      Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6.      Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran terhadap sesama. Berbagai kegiatan diatas sangat penting bagi guru agar dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kelompok kecil secara efektif, serta menciptakan lingkungan dan sumber belajar yang efektif bagi siswa.
c)      Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar
Tujuan utama pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan perorangan dan kelompok kecil adalah menciptakan sebuah pembelajran efektif, yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok dalam proses pembelajaran. Target tersebut akan tercapai apabila guru memiliki keterampilan berikut :
1.      Memberi penguatan secara tepat,
2.      Melaksanakan supervisi proses awal,
3.      Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4.      Melaksanakan supervisi pemaduan.
d)     Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaranyang ditampilkan dengan cara:
1.      Membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2.      Merancang kegiatan belajar,
3.      Bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4.      Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri

2.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, kharakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian serius dalam pembelajaran kelas rangkap. Layanan bimbingan secara individual sangat membantu murid untuk dapat berkembang dan mencapai prestasi belajar secara optimal. Misalnya ada murid yang cepat dan mudah mengerti apayang disajikan guru, ada pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat dalam menangkap materi pelajaran. Guru yang baik akan memberikan layanan secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi pelajaran.
 Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang berkembampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberik layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan keperluan yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta untuk bersedia bersama-sama.



c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamaka dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebi penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid, dapat dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar.
Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok, guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan kelompok atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.

d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru lebih menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu tumbuh kembang murid secara terpadu selama murid berada di sekolah. Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya. Contoh, di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari, kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sorehari (kegiatan ekstrakurikuler).

e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap menga-ah kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap kepad pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau perorangan, tetapi jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara klasikal.

f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang mengalami kesulitan soal matematika, perlu diberika bimbingan belajar secara perorangan. Sedang siswa yang tidak mengalami kesulitan diminta mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.

g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan, variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi pengorganisa-sian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara terus menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektif dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah kebosanan dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi. Contoh, siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali diminta untuk memilih teman yang disukai untuk berada dalam kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran.

2.5 Laporan Hasil Observasi Video Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Perorangan

Judul  Keterampilan    : Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
Mata Pelajaran          : -
Kelas                        : -
Jumlah Siswa            : 8 orang
Judul                         : Respirasi

1.      Diskusi diawali dengan salam pembuka oleh guru
Memberikan topik pelajaranyang diawali dengan memberi sebuah contoh praktek kerja ilmiah ,diawali dengan pemusatan perhatian:
a)      Merumuskan tujuan dengan jelas
b)      Menyatakan masalah khusus
c)      Menghindari penyimpangan masalah
d)     Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam diskusi yang nantinya akan dijelaskan kembali oleh siswa serta guru dapat memberikan contoh pada tema diskusi,guru menyatakan masalah khusus pada diskusi untuk merangsang berfikir siswa serta siswa dapat mengemukakan pendapat /aspirasinya agar dapat merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu.
2.      Untuk memperjelas masalah / urunan pendapat dapat dilakukan dengan cara:
a)      Menguraikan kembali pokok-pokok masalah yg telah dibicarakan
b)      Meminta komentar siswa tentang pokok masalah
c)      Menguraikan gagasan pendapat siswa dengan informasi tambahan
Guru meminta komentar siswa menguraikan pokok masalah yang telah dibicarakan dan siswa yang lain satu per satu menanggapi atau ikut berkomentar,setelah itu siswa mendapat informasi tambahan dari gagasan mengenai pokok-pokok masalah yang telah dibicarakan.
3.      Kegiatan menganalisis pendapat :
a)      Meneliti kembali apakah alasan siswa memiliki dasar yang kuat
b)      Memperjelas hal-hal yang di sepakati dan yang tidak di sepakati
Seorang siswa memberikan contoh mengemukakan pendapat proses dari kerja ilmiah,setelah itu guru mulai meneliti pendapat siswa tersebut dengan menguraikan kembali pendapat siswanya dengan memberikan contoh dan memperjelas pendapat siswa.
4.      Meningkatkan urunan pikiran siswa :
a)      Mengajukan pertanyaan untuk merangsang berfikir
b)      Memberikan contoh dengan jelas agar siswa mampu mengemukakan pendapat
c)      Menghangatkan suasana
d)     Memberi waktu yang cukup
e)      Mendukung pendapat siswa
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dan siswa dengan aktif memberikan pendapat dan rangsangan pertanyaan dari guru,setelah itu guru mulai memberikan contoh pada percobaan dan siswa diminta untuk mengamati setelah selesai mengamati siswa diminta untuk berdiskusi dan mengemukakan hasil diskusinya, Guru mampu menghangatkan suasana dengan mendukung pendapat siswa.
5.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi dalam urunan pendapat :
a)      Memancing pendapat siswa
b)      Mencegah pembicaraan serentak
c)      Mencegah monopoli pembicaraan
d)     Mendorong siswa untuk memberikan komentar
e)      Meminta persetujuan kepada siswa
Guru meminta kepada salah satu siswa untuk mengemukakan pendapat dengan memancing pendapat siswa lalu siswa lain mulai tertarik menambahkan pendapatnya,dan untuk mencegah terjadinya pembicaraan serentak guru memilih satu persatu siswa untuk menambahkan pendapatnya.
6.      Menutup diskusi :
a)      Membuat rangkuman hasil diskusi
b)      Memberi gambaran tindak lanjut hasil diskusi dengan : memberi tugas
c)      Mengajak menilai proses hasil diskusi
Guru menutup diskusi dengan baik,menutup dengan membuat rangkuman dan meminta siswa menyimpulkan hasil diskusi terlebih dahulu dan menilai proses diskusi apakah diskusi sesuai atau berjalan dengan baik atau tidakkah ,hal ini ditanyakan guru kepada siswa setelah itu guru mulai menjelaskan kesimpulannya / tindak lanjut dari diskusi dan memberikan pendapat atau komentar positif kepada siswanya.































BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus  di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.Adapun Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan yaitu keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, dan keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan yaitu Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual, memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid, pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan, langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan,dan menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya.

3.2 Saran

Dalam mengimplementasikan kurikulum guru menjadi pedoman dalam berjalannyasuatu pembelajaran di jenjang pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan ,maka dari itu guru dituntut mengerti serta memahami peranan dan fungsi kurikulum serta dituntut mengoptimalkan potensi yang dimiliki mengingat pentingnya tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai serta meningkatkan kompetensinya dengan selalu berusaha.
Menjadi seorang pendidik maupun pengajar haruslah mengerti begitu banyak hal tentang apa prinsip-prinsip dalam pendidikan ,tujuan pendidikan adalah menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.Selaku penyusun makalah inilah isi yang dapat saya sampaikan jauh dari kata sempurna tetapi semoga makalah ini menambah ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah reverensi yang berguna ,semoga bagi calon guru maupun yang telah menjadi seorang pengajar dan juga pendidik mari sama-sama jangan lelah untuk menabah ilmu pengetahuan,agar tujuan berjalan sesuai dengan yang diinginkan .



No comments: