BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini pemerintah sedang menerapkan beberapa usaha
untuk meningkatkan mutu guru di Indonesia dengan kompetensi, kualifikasi dan
sertifikasi. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu guru
tersebut yaitu seorang guru harus mengetahui keterampilan-keterampilan apa saja
yang harus dimiliki seorang guru agar tujuan proses belajar mengajar dapat
dicapai.
2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah keterampilan dasar melakukan
variasi ini adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar agar dalam proses
belajar mengajar tersebut tidak terjadi kebosanan karena suasana pembelajaran
yang monoton dan tidak menyenangkan.
3. Ruang Lingkup
Kerampilan dasar melakukan variasi ini oleh penulis
diterapkan kepada para calon tenaga pengajar yang merupakan sebuah tuntutan
agar seorang guru harus mengetahui dan memiliki keterampilan-keterampilan dasar
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MENGADAKAN
VARIASI
A. PENGERTIAN VARIASI
Variasiadalahkeanekaan yang membuatsesuatu tidak monoton. Variasai dapat
berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja
diciptakan/dibuat untuk memberi kesan yang unik. Misalnya dua model baju yang
sama tetapi berbeda hiasannya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing
model tersebut.
Para
ahli berpendapat salah satunya yaitu Montessori bahwa anak memiliki masa peka
terhadap stimulus yang diterima melalui panca indranya. Dengan demikian panca
indra yang dimiliki anak merupakan pintu untuk masuknya informasi semakin
banyak dan bervariasi informasi yang ditangkap melalui panca indra yang
dimilikinya, maka akan semakin banyak dan beragam pula informasi yang diperolehnya.
Variasi stimulus adalah dengan keragaman stimulus yang diberikan,
sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera yang
dimilikinya. Melalui perbedaan stimulus yang bervariasi selain akan memperkaya
informasi yang diperoleh siswa, juga akan menjadikan proses pembelajaran dapat
berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.
Adapun keterampilan memberi variasi yang dijelaskan dalam buku karangan
Kunandar,yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima
pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi
kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan
semangat).
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian variasi gaya mengajar, yaitu
sebagai berikut :
a. Menurut Uzer Usman variasi adalah
suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar murid
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
b. Menurut Abu Ahmadi gaya belajar, adalah
tingkah laku sikap, dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran
c. Menurut Syahminan Zaini, gaya
mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya
dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
d. Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar
adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar dimuka kelas.
Dari definisi pendapat para ahli tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi
gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam
konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa
sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.
B. TUJUAN DAN MANFAAT VARIASI
a)
Meningkatkan dan
memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;
b) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya
mengajar yang semangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa.
c)
Memberi pilihan dan
fasilitas dalam belajar individual.
Sedangkan tujuan
Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1.
Meningkatkan dan memelihara
perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses belajar mengajar. Dalam
proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi pelajaran
merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut
akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai .
2.
Terciptanya proses
pembelajaran yang menarik danmenyenangkanbagi siswa.
3.
Menghilangkan kejenuhan
dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas .
4.
Memberi kesempatan
kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan
pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan
melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari
dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
5.
Memiliki kemungkinan
pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru dituntut untuk
mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar terutama
keterampilan bervariasi.
6.
Mengembangkan sifat
keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.
7. Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah,
tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau
siswa yang kurang senang terhadap dirinya. Guru yang
bijaksanaadalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya.
Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat
dengan guru.
Manfaat variasi gaya mengajar menurut para ahli :
1. Menurut JJ Hasibuan.
a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan aspek belajar.
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu
melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan
belajar
e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai
kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai
tingkat kognitif.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN VARIASI
1.
Variasi
hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua
jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan
komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar,
dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan
guru.
2.
Variasi
harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
3.
Direncanakan
secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi penggunaan
variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena variasi ini
memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari
siswa.
Umpan balik ini ada dua yaitu :
a.
Umpan balik tingkah
laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan
b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya
jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula
oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai
sasaran pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus
menjadi pertimbangan, yaitu :
a. Bertujuan
Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki tujuan yang
terarah dan jelas. Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi stimulus juga harus
memperhatikan kesesuaianya dengan sifatt materi, karakteristik siswa berikut
latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk
melaksanakannya.
b.
Fleksibel
Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak
dinamis). Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat
diubah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara
spontan pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
c.
Kelancaran dan berkesinambungan
Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan lancar.
Perpindahan dari suatu bentuk stimulus kestimulus
pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang
bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan
pembelaran dapat diterima oleh siswa.
d.
Kewajaran/tidak dibuat-buat
Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan
seperti dipaksakan. Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang
dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung
dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.
e.
Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran
itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil,
penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola
secara lebih matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif
mendukung proses pembelajar yang lebih bermakna.
D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
1. Variasi dalam cara mengajar guru.
a.
PenggunaanVariasisuara
(teacher voice): Variasisuaradalahperubahansuaradarikeras
lemah, dan tinggimenjadirendah, daricepatmenjadilambat.
b.
Pemusatan perhatian
siswa (focusing) : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap
penting dapat dilakukan oleh guru.
c.
Kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence) : adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan
diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru memerangkan sesuatu merupakan
alat baik untuk menarik perhatian siswa.
d.
Mengadakan kontrak
pandang dan gerak (eye contact and movement) : Bila guru sedang berbicara atau
berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan
melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan
mereka.
e.
Gerakan badan mimik :
variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan digerakan badan adalah
aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan
untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f. Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) :
pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan
perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di
dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari
tingkah laku negatif.
E. Variasi Dalam
Penggunaan Media dan alat Pengajaran.
Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat
digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba.
Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan
anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam
menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan
motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran
dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
a. Variasi alat atau bahan
yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis
ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diograma,
specimen, gambar, film, dan slide.
b. Variasi alat atau abhan
yang dapat didengar (auditif aids): suara guru termasuk kedalam media
komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik,
deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera
dengan yang diariasikan dengan indera lainnya.
c. Variasi alat atau bahan
yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): penggunaan alat yang
termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat
melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara
perseorangan atau secara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini, misalnya
peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng,
dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan atau
dimanupulasikan.
d. Variasi alat atau bahan
yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids) : Penggunaan alat
jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera
yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar.
Media yang termasuk AVA ini, misalnya film, televise, radio, slide projector
yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan
tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
3. Variasi Pada Interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar dalam video ini sangat beraneka ragam
coraknya, dimulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan
sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi, pola interaksi ini
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Pola
interaksi dapat berbentuk : Klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan
keperluan, sedangkan Uzriasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi,
menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi.
E. MODEL-MODEL
BELAJAR
Dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan
memahami gaya atau model-model belajar siswanya, supaya siswa termotivasi,
bersemangat dan berminat dalam belajar. Adapun model-model belajar ada tiga
macam, yaitu :
a. Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan
“gambaran keseluruhan” (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan
pelajaran secara sekilas. Ciri-ciri pelajar visual :
1. Teratur, memperhatikan
segala sesuatu
2. Mengingat dengan
gambar, grafik dan warna untuk meningkatkan memorinya.
DAFTAR PUSTAKA
KunandarI.G.A.K Wardani dan Siti Julaeha, 2003. Pemantapan
Kemampuan Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka.
Soegito Edi, dan Yuliani Nurani, 2002. Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta:
Universitas Terbuka.
Soetomo, 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya:
Usaha Nasional.
Udin.s, Wina Putra, M.A, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004
http://beni64.wordpress.com/2008/12/30/keterampilan-mengadakan-variasi-gaya-Mengajar/(diakses
No comments:
Post a Comment