Friday, March 4, 2016

LAPORAN OBSERVASI VIDEO OLEH : EKO RAGIL AHRAHMAN KELAS : 6A

Tugas IndIvidu                                                                                               Dosen Pengampu
Micro Teaching                                                                                 Marhamah, S.pd, M. Ed


Laporan Observasi Video Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran












Disusun Oleh :
Eko Ragil Ahrahman
136310870

Kelas 6 A
















PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2016



Kata Pengantar

          Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dan atas rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Yang dimana makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Micro Teaching” oleh Ibu Marhamah, S.Pd., M.Ed.

            Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pihak-Pihak terkait yang sudah membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah ini.  Penulis berharap bahwa makalah ini dapat membantu dalam menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca sekalian.






            Demikianlah sekiranya yang dapat penulis sampaikan. Penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih memerlukan saran dan revisi ulang dari pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.







Pekanbaru, 4 Maret 2016





                                                                                                                                                                                                                                                                                    Penulis





















DAFTAR ISI



Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Manfaat

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar
2.2 Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
2.3 Prinsip dalam Kegiatan Membuka Menutup
2.4 Komponen Kegiatan Membuka Menutup
2.5 Hasil Observasi Video

Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran





























BAB I
Pendahuluan


1.1  Latar Belakang

Seorang guru dalam dunia pendidikan sangat berperan penting dalam proses transfer ilmu kepada murid-muridnya. Transfer ilmu sendiri dapat berupa teori atau praktek langsung, tergantung atas bagaimana konteks dan konsep pengajaran yang akan dilakukan di dalam kelas.

Setidaknya, sebelum melakukan pengajaran langsung di dalam kelas, calon tenaga pengajar harus menjalani terlebih dahulu praktek pengajaran skala kecil (Micro Teaching) dalam rangka memperkuat penguasaan kelas bagi tenaga pengajar sebelum melakukannya di kelas yang nyata.

Sebagai penguasaan keterampilan dasar mengajar, micro teaching menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran. Menurut Suwarna, (2006: 66-92) keterampilan dasar yang dipelajari dalam micro teaching adalah  sebagai berikut.
1.      Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2.      Keterampilan menjelaskan
3.      Keterampilan bertanya
4.      Keterampilan memberikan penguatan
5.      Keterampilan menggunakan media
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7.      Keterampilan mengelola kelas
8.      Keterampilan mengadakan variasi
9.      Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil

Dalam makalah ini, kami membahas satu dari sembilan keterampilan mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

1.2  Manfaat

Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu calon tenaga pengajar untuk lebih memahami bagaimana cara membuka pelajaran dan menutup pelajaran yang lebih efisien. Sehingga kegiatan pelajaran nantinya akan jauh lebih efektif. Dan siswa akan lebih mudah memahami pelajaran yang telah dipelajari.












Bab II
Pembahasan


2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar

Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen, atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari  guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan/memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa akan berkembang secara optimal.
Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun kontemporer) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan/kecakapan atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya merubah tingkah laku tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan pada pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara “mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa”.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.  Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melakasanakan tugasnya

2.2 Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan menimbulkan perhatian siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah dengan :

(1) menarik perhatian siswa,
(2) memotivasi siswa,
(3)        memberi acuan/struktur pelajaran dengan menujukkan tujuan atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu,
(4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau
(5) menanggapi situasi kelas.

Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-gambar,dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau guru dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari siswa.

Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa.

Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.

Inti dari kegiatan keterampilan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru, menganggapi situasi baru. Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar siswa,sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.

Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut :
a.     Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan
b.     Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan
c.     Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran
d.    Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya
e.     Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu peristiwa
f.      Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar (Hasibuan , dkk., 1991: 120)
     Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.

Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru akan mengenalkan tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang. Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya.

Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.

2.3 Prinsip Kegiatan Membuka dan Menutup

1.      Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa dalam mengondisikankesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.

Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat perhatian anak, terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi pelajarannya.

2.      Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu ( berkesinambungan ). Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri harus harus ada relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki tingkat inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri. Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk bahan pengait.



3.      Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.

Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh guru dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.

4.      Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.

5.      Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
a.      Singkat, padat dan jelas
b.      Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
c.      Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
d.     Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
e.      Mengikat perhatian anak


2.4 Komponen Kegiatan Membuka dan Menutup

Komponen-komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi :
1.      Membangkitkan Perhatian /minat siswa
Beberapa cara  yang digunakan oleh guru dalam membangkitkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran:

a.      Variasi gaya mengajar guru misalnya dengan berdiri ditengah-tengah kemudian berjalan kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa dan intonasi serta ekspresi dalam mengajar sangat membantu dalam mengajar.
b.      Penggunaan alat bantu mengajar  seperti ilustrasi,model, skema, surat kabar dan sebagainya
c.       Variasi dalam pola interaksi misalnya guru dalam pembelajarn berlangsung sering melakukan tanya jawab antara guru daansisswa serta guru harus mampu mengumpan siswa agar kreatif dalam bertanya sehingga tercipta diskusi kecilantara guru dan siswa



2.      Menimbulkan motivasi
Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain.

3.      Memberi acuan atau struktur artinya guru dalam memulai pelajaran hendaknya mengemukakan secara singkat kompetensi dasar, hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaranya , dan cara-cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran materi. Agar siswa memiliki suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari. memberikan acuan atau struktur yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
a.       Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
b.      Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
c.       Mengajukan pertanyaan pengarahan

Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.

Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
1.      Merangkum/membuat garis-garis besar  persoalan yang baru dibahas
2.      Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang bersangkutan
3.      Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari
4.      Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari kembali dirumah


2.5 Hasil Observasi
            Berikut ini adalah hasil observasi yang didapat setelah mengamati Video Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam pelajaran IPA SMA:

No
Aspek Yang Diamati
Deskripsi Hasil Pengamatan
A
Perangkat Pelatihan Pembelajaran


1.      Kurikulum 2013
Dalam kegiatan Membuka Pelajaran, guru tidak menjelaskan kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran

2.      Silabus
Dalam kegiatan Membuka Pelajaran, guru tidak menampilkan silabus yang dipakai dalam pembelajaran

3.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam kegiatan Membuka Pelajaran, guru tidak menampilkan RPP yang digunakan dalam pembelajaran
B
Proses Pelatihan Pembelajaran


1.      Membuka Pelajaran
Guru memulai kelas dengan menyapa murid sebanyak dua kali untuk mendapat perhatian siswa.

2.      Penyajian Materi
Guru Menuturkan materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini pada siswanya

3.      Metode Pembelajaran
Guru menggunakan metode ceramah untuk memberikan materi. Dengan memberi pertanyaan awal kepada siswa

4.      Penguasaan Bahasa
Guru memakai bahasa yang baik, ringkas dan rinci agar dapat membuat siswa lebih memahami materi yang akan diajarkan

5.      Penguasaan waktu
Guru meminimalisir pengunaan waktu yang terlalu banyak dalam membuka pelajaran

6.      Gerak
Guru tidak terlalu sering bergerak saat membuka pelajaran di hadapan siswa

7.      Cara memotivasi Siswa
Guru memaparkan manfaat mempelajari materi hari ini untuk memotivasi minat belajar siswa

8.      Teknik Bertanya
Guru bertanya pada satu persatu murid mengenai teori awal, lalu memanggil salah satu siswa untuk menjelaskan

9.      Teknik penguasaan kelas
Guru terlihat tidak menguasai kelas saat menyapa siswa, tapi kemudian dia berhasil menguasai kelas

10.  Penggunaan Media
Guru hanya memakai media papan tulis dan buku cetak dalam kegiatan pelajaran.

11.  Bentuk dan cara Evaluasi
Guru memberi tugas kepada siswa mengenai pelajaran hari ini

12.  Menutup Pelajaran
Guru memberi gambaran materi untuk pertemuan berikutnya disamping memberi tugas pada siswa.
C
Perilaku Peserta Pelatihan


1.      Perilaku siswa di dalam kelas
Pertama, murid masih bermain sebelum guru datang, dan focus pada guru saat pelajaran dimulai

2.      Perilaku siswa di luar kelas
Tidak terlihat aktivitas siswa di luar kelas selama proses pembelajaran








































BAB III
Penutup

3.1    Kesimpulan

Dapat disimpulkan, bahwa kegiatan membuka adalah bagaimana seorang guru memulai pelajaran dalam hal mencuri perhatian siswa. Sedang kegiatan menutup adalah bagaimana seorang guru memberi kesimpulan rinci kepada siswa mengenai materi hari itu, dan memberi gambaran pada siswa mengenai materi pertemuan  berikutnya. Dengan adanya keterampilan ini, dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat mempelajari dan menguasai materi pelajaran tersebut.


3.3  Saran

Sekiranya, Makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharapkan perbaikan dan revisi dari pembaca sekalian. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

2 comments:

Unknown said...

Dalam membuka dan menutup pelajaran sebaiknya ditambahkan unsur yg dapat memotivasi semangat belajar siswa.

Unknown said...

baik,.....tp sy sarankan agar klp ini menyajikan ke delapan-delapan keterampilan mengajar....tolong ditambahkan lagi yaaa....