Tugas IndIvidu Dosen
Pengampu
Micro Teaching Marhamah,
S.pd, M. Ed
Laporan
Observasi Video Keterampilan
Membuka
dan Menutup Pelajaran
Disusun
Oleh :
Eko
Ragil Ahrahman
136310870
Kelas
6 A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2016
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Dan atas rahmat dan karunianya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini. Yang dimana makalah ini dibuat untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah “Micro Teaching” oleh Ibu Marhamah, S.Pd., M.Ed.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Pihak-Pihak terkait yang sudah membantu Penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis
berharap bahwa makalah ini dapat membantu dalam menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca sekalian.
Demikianlah sekiranya yang dapat penulis sampaikan. Penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih memerlukan saran dan revisi ulang dari pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.
Pekanbaru,
4 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Manfaat
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar
2.2 Pengertian Keterampilan Membuka dan
Menutup Pelajaran
2.3 Prinsip dalam Kegiatan Membuka
Menutup
2.4 Komponen Kegiatan Membuka Menutup
2.5 Hasil Observasi Video
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seorang guru
dalam dunia pendidikan sangat berperan penting dalam proses transfer ilmu
kepada murid-muridnya. Transfer ilmu sendiri dapat berupa teori atau praktek
langsung, tergantung atas bagaimana konteks dan konsep pengajaran yang akan
dilakukan di dalam kelas.
Setidaknya,
sebelum melakukan pengajaran langsung di dalam kelas, calon tenaga pengajar
harus menjalani terlebih dahulu praktek pengajaran skala kecil (Micro Teaching)
dalam rangka memperkuat penguasaan kelas bagi tenaga pengajar sebelum
melakukannya di kelas yang nyata.
Sebagai penguasaan keterampilan
dasar mengajar, micro teaching menjadi salah satu persyaratan utama dalam
proses pembelajaran. Menurut Suwarna, (2006: 66-92) keterampilan dasar yang
dipelajari dalam micro teaching adalah
sebagai berikut.
1.
Keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran
2.
Keterampilan menjelaskan
3.
Keterampilan bertanya
4.
Keterampilan memberikan penguatan
5.
Keterampilan menggunakan media
6.
Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil
7.
Keterampilan mengelola kelas
8.
Keterampilan mengadakan variasi
9.
Keterampilan mengajar perorangan dan
kelompok kecil
Dalam makalah ini, kami membahas
satu dari sembilan keterampilan mengajar, yaitu keterampilan membuka dan
menutup pelajaran.
1.2 Manfaat
Diharapkan
dengan adanya makalah ini, dapat membantu calon tenaga pengajar untuk lebih
memahami bagaimana cara membuka pelajaran dan menutup pelajaran yang lebih
efisien. Sehingga kegiatan pelajaran nantinya akan jauh lebih efektif. Dan
siswa akan lebih mudah memahami pelajaran yang telah dipelajari.
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar
Mengajar merupakan kegiatan atau
aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen, atau instruktur dalam mengatur dan
mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa atau
pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa atau
pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur mengajar, kalaupun ada
unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan memperjelas pembahasan
mengajar itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang
sudah lama (tradisional) sampai pada
pengertian yang terbaru (kontemporer).
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, atau
instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari
mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam
mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, atau instruktur
kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang
memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang
dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama
bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang
dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh
karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya
adalah “menyebarluaskan/memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Makna lain dari pengertian mengajar
sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya
pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang
dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi
tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan), sikap,
keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa akan berkembang
secara optimal.
Perkembangan berikutnya pengertian
mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola
lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun kontemporer) keduanya
sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya
pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan/kecakapan atau
yang lebih populer perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya merubah tingkah laku
tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang
kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses
menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan pada
pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara
“mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa”.
Dalam mengajar ada dua kemampuan
pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, atau instruktur, yaitu: 1)
menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk
membelajarkannya (how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan
sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang
lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan
nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang khusus (most spesifis
instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau
instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
professional. Dengan demikan
keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau
keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan
diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melakasanakan
tugasnya
2.2 Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran
keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada
awal pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan menimbulkan
perhatian siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. Beberapa cara
yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah dengan :
(1) menarik perhatian siswa,
(2) memotivasi siswa,
(3) memberi
acuan/struktur pelajaran dengan menujukkan tujuan atau kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana
kerja, dan pembagian waktu,
(4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik
baru, atau
(5) menanggapi situasi kelas.
Dalam usaha menarik perhatian dan
memotivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat
kabar/gambar-gambar,dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau
guru dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya
diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi
hasil belajar yang akan dipelajari siswa.
Dalam usaha mengaitkan antara
pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya
mengadakan apersepsi. Apersepsi
merupakan mata rantai penghubung
antara pengetahuan siap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan
sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi
baru yang akan dipelajari siswa.
Komponen pertama dalam mengajar
adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka
pelajaran harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan
diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Inti dari kegiatan keterampilan
membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa
memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari
dengan topik baru, menganggapi situasi baru. Wardani (1984) mengemukakan bahwa
inti keterampilan membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap
memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian
siswa apa yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa
apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil
belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat
dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar siswa,sehingga didapatkan
efisiensi belajar yang maksimal.
Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci
sebagai berikut :
a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi
tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan
b. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan
dikerjakan
c. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang
pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari
mata pelajaran
d. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang
telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum
dikenalnya
e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta,
keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu
peristiwa
f. Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam
mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
dalam mengajar (Hasibuan , dkk., 1991: 120)
Kegiatan
menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan
inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau
menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi
pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam
pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran
yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran,
kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin
seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung
dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran
guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut.
Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar hadir,
menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada
kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru
akan mengenalkan tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah
pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung
berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat
siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud mengajarkan
macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan terus sampai
selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang. Disamping itu, guru
juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian
bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa
siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa
pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami,
dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru
tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa,
tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk
melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini
dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh
pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
2.3 Prinsip Kegiatan Membuka dan Menutup
1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah
mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran
.artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan komponen keterampilan membuka
pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa dalam mengondisikankesiapan
dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam
memilih jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan
relevansinya dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka
pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya menskemakan satuan-satuan bahasa
yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat perhatian anak, terutama mata
pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud,
guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi
pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka
pelajaran bersifat kontinu ( berkesinambungan ). Artinya, antara gagasan
pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu,
gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri harus harus ada
relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki tingkat
inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri.
Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk bahan pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti
penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-putus atau lancer.
Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan
peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan
mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin
kelancaran dalam mengungkapkan gagasan pembuka adalah penguasaan dalam pembuka.
Karena itu pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh guru dapat membantu
penguasaan penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam konteks
fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus
dengan mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model,
menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang
relefan dengan pokok bahasan.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar
motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh pada motivasi yang
tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat ditunjukkan
misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak
bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan
lain yang menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan
antusiasme dan kehangatan.
5. Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan Membuka
Pelajaran
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka
pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Singkat, padat dan jelas
b. Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
d. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
e. Mengikat perhatian anak
2.4 Komponen Kegiatan Membuka dan Menutup
Komponen-komponen
ketrampilan membuka pelajaran meliputi :
1.
Membangkitkan
Perhatian /minat siswa
Beberapa
cara yang digunakan oleh guru dalam
membangkitkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran:
a. Variasi gaya mengajar guru misalnya dengan berdiri
ditengah-tengah kemudian berjalan kebelakang atau kesamping dengan memilih
kegiatan yang berbeda dari yang biasa dan intonasi serta ekspresi dalam
mengajar sangat membantu dalam mengajar.
b. Penggunaan alat bantu mengajar seperti ilustrasi,model, skema, surat kabar
dan sebagainya
c. Variasi dalam pola interaksi misalnya guru dalam
pembelajarn berlangsung sering melakukan tanya jawab antara guru daansisswa
serta guru harus mampu mengumpan siswa agar kreatif dalam bertanya sehingga
tercipta diskusi kecilantara guru dan siswa
2.
Menimbulkan
motivasi
Motivasi siswa
dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan oleh faktor internal
maupun eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain.
3.
Memberi acuan
atau struktur artinya guru dalam memulai pelajaran hendaknya mengemukakan
secara singkat kompetensi dasar, hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaranya ,
dan cara-cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran materi. Agar siswa memiliki
suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari. memberikan acuan
atau struktur yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
a. Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan
batas-batas tugas.
b. Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah
kegiatan
c. Mengajukan pertanyaan pengarahan
Menutup
pelajaran (Closure), kegiatan yang
dilakukan oleh guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan
interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat
pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.
Usaha guru mengakhiri kegiatan
interaksi edukatif :
1.
Merangkum/membuat garis-garis
besar persoalan yang baru dibahas
2.
Mengkonsolidasikan perhatian anak
didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang bersangkutan
3.
Mengorganisasi semua kegiatan atau
pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang
beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari
4.
Memberi ajakan agar materi yang baru
dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari kembali dirumah
2.5 Hasil
Observasi
Berikut ini
adalah hasil observasi yang didapat setelah mengamati Video Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran dalam pelajaran IPA SMA:
No
|
Aspek Yang
Diamati
|
Deskripsi
Hasil Pengamatan
|
A
|
Perangkat
Pelatihan Pembelajaran
|
|
1.
Kurikulum 2013
|
Dalam kegiatan
Membuka Pelajaran, guru tidak menjelaskan kurikulum yang dipakai dalam
pembelajaran
|
|
2.
Silabus
|
Dalam kegiatan
Membuka Pelajaran, guru tidak menampilkan silabus yang dipakai dalam
pembelajaran
|
|
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
|
Dalam kegiatan
Membuka Pelajaran, guru tidak menampilkan RPP yang digunakan dalam
pembelajaran
|
|
B
|
Proses
Pelatihan Pembelajaran
|
|
1.
Membuka Pelajaran
|
Guru memulai
kelas dengan menyapa murid sebanyak dua kali untuk mendapat perhatian siswa.
|
|
2.
Penyajian Materi
|
Guru
Menuturkan materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini pada siswanya
|
|
3.
Metode Pembelajaran
|
Guru
menggunakan metode ceramah untuk memberikan materi. Dengan memberi pertanyaan
awal kepada siswa
|
|
4.
Penguasaan Bahasa
|
Guru memakai
bahasa yang baik, ringkas dan rinci agar dapat membuat siswa lebih memahami
materi yang akan diajarkan
|
|
5.
Penguasaan waktu
|
Guru
meminimalisir pengunaan waktu yang terlalu banyak dalam membuka pelajaran
|
|
6.
Gerak
|
Guru tidak
terlalu sering bergerak saat membuka pelajaran di hadapan siswa
|
|
7.
Cara memotivasi Siswa
|
Guru
memaparkan manfaat mempelajari materi hari ini untuk memotivasi minat belajar
siswa
|
|
8.
Teknik Bertanya
|
Guru bertanya
pada satu persatu murid mengenai teori awal, lalu memanggil salah satu siswa
untuk menjelaskan
|
|
9.
Teknik penguasaan kelas
|
Guru terlihat
tidak menguasai kelas saat menyapa siswa, tapi kemudian dia berhasil
menguasai kelas
|
|
10.
Penggunaan Media
|
Guru hanya
memakai media papan tulis dan buku cetak dalam kegiatan pelajaran.
|
|
11.
Bentuk dan cara Evaluasi
|
Guru memberi
tugas kepada siswa mengenai pelajaran hari ini
|
|
12.
Menutup Pelajaran
|
Guru memberi
gambaran materi untuk pertemuan berikutnya disamping memberi tugas pada
siswa.
|
|
C
|
Perilaku
Peserta Pelatihan
|
|
1.
Perilaku siswa di dalam kelas
|
Pertama, murid
masih bermain sebelum guru datang, dan focus pada guru saat pelajaran dimulai
|
|
2.
Perilaku siswa di luar kelas
|
Tidak terlihat
aktivitas siswa di luar kelas selama proses pembelajaran
|
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan, bahwa kegiatan membuka adalah bagaimana seorang guru memulai
pelajaran dalam hal mencuri perhatian siswa. Sedang kegiatan menutup adalah
bagaimana seorang guru memberi kesimpulan rinci kepada siswa mengenai materi
hari itu, dan memberi gambaran pada siswa mengenai materi pertemuan berikutnya. Dengan adanya keterampilan ini,
dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat mempelajari dan menguasai materi
pelajaran tersebut.
3.3 Saran
Sekiranya,
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharapkan
perbaikan dan revisi dari pembaca sekalian. Atas perhatiannya, penulis ucapkan
terima kasih.
2 comments:
Dalam membuka dan menutup pelajaran sebaiknya ditambahkan unsur yg dapat memotivasi semangat belajar siswa.
baik,.....tp sy sarankan agar klp ini menyajikan ke delapan-delapan keterampilan mengajar....tolong ditambahkan lagi yaaa....
Post a Comment