TUGAS
INDIVIDU
KETERAMPILAN
VARIASI MENGAJAR
TEORI DAN
PRAKTEK PENGAJARAN MICRO TEACHING PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
DISUSUN OLEH :
RAHMA WATI
136310332
6A
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2015/2016
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI
KATA
PENGATAR
BAB I........................................................................................................................
1.
Latar Belakang...............................................................................................
2.
Rumusan Masalah..........................................................................................
3.
Tujuan............................................................................................................
4.
Manfaat..........................................................................................................
5.
Metode...........................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................
1.
Pengertian
variasi mengajar............................................................................
2.
Prinsip penggunaan
variasi mengajar.............................................................
3.
Tujuan
dari variasi mengajar..........................................................................
4.
Dimensi-dimensi
variasi mengajar..................................................................
5.
Manfaat variasi mengajar...............................................................................
6.
Hasil dari observasi video tersebut ...............................................................
BAB III.....................................................................................................................
1.
Kesimpulan....................................................................................................
2.
Daftar Pustaka...............................................................................................
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan
penelitian ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi.
Harapan
saya semoga laporan observasi ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan
observasi ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan
observasi ini.
Pekanbaru,
Maret 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
Variasi mengajar merupakan faktor yang terpenting
dalam menyelenggarakan pengajaran disekolah. Oleh karena itu, dalam menjalankan
pengajaran guru harus berpikir sistem artinya dalam penyelenggaraan pengajaran
guru harus memiliki keunikkan agar anak didik tidak merasakan kejenuhan dalam
memperoleh pelajaran.
1)
Apa
Pengertian variasi mengajar ?
2) Apa saja yang menjadi prinsip penggunaan variasi mengajar ?
3)
Apakah
Tujuan dari variasi mengajar ?
4)
Apa
Dimensi-dimensi variasi mengajar ?
5) Apa
manfaat variasi mengajar ?
6) Apa
hasil dari observasi video tersebut ?
Adapun tujuan dari laporan observasi ini
untuk memenuhi Tugas mata kuliah Teori dan Praktek Pengajaran Mikro
Pendidikan Bahasa Inggris. Dan
mengetahui variasi mengajara apa saja yang digunakan pada vide(youtube) sebagai
objek observasi Dengan harapan apa yang
kami buat ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi semua yang membaca
laporan observasi ini.
1.4. Manfaat Observasi
Setalah melakukan Observasi
pada video tersebut diharapkan kita dapat mengetahui variasi mengajar apa saja
yang dapat di gunakan oleh guru. Dan ketika kita telah menjadi guru kita dapat
mengaplikasikannya di dalam kelas sehingga guna mencapai hasil belajar yang
lebih baik.
1.5. Metode
Metode yang digunakan dalam observasi
adalah metode observasi yang objek nya langsung pada video (youtube).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Variasi
Mengajar
Pengertian
“variasi” menurut kamus ilmiah popular adalah ‘selingan’, selang-seling, atau
pergantian. Udin S. Winataputra (2004) mengartikan “variasi” sebagai keanekaan
yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan
atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan
kesan yang unik. Adapun variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam
penyajian kegiatan mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar
mengajar adakalanya siswa, bahkan guru mengalami kejenuhan. Hal ini tentu
menjadi problem bagi tercapainya tujuan pembelajran. Untuk mengatasi kejenuhan
itu perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar yang bervariasi.
Kejenhuhan siswa dalam memperoleh pelajaran dapat diamati selama proses belajar
mengajar berlangsung seperti kurang perhatian, mengantuk, mengobrol dengan
sesama teman atau pura-pura mau kekamar kecil hanya untuk menghindari
kebosanan. Karenanya, pengajaran yang bervariasi sangaturgen sehingga situasi
dan kondisi belajar mengajar berjalan normal.
2.2. Prinsip Penggunaan
Variasi Gaya Mengajar
Dalam
proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi focus
perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu
upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan
dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang gurupun yang
ingin agar siswa tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan
mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian siswa tidak
mau memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan
tugas yang diberikan guru untuk materi pelajaran tertentu.
Agar
kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah
itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi
mengajar, dan harus benar-benar diperhatikan dan dihayati guna mendukung tugas
mengajar dikelas .
Prinsip-prinsip
tersebut yaitu:
a. Dalam
menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi.
Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
b. Menggunakan
variasi secara lancardan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar
mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak
terganggu.
c. Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.
Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik
yang diterima dari siswa. Biasanya terdapat dua umpan balik yaitu umpan balik
tingkah laku yang menyangkut perhatian dan ketertiban siswa. Umpan balik
informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
2.3. Tujuan Variasi
Mengajar
Pada
dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu
yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Orang akan lebih suka
bila hidup itu di isi dengan variasi dalam arti yang positif. Begitupun sama
halnya seperti saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sangat penting
diterapkannya variasi mengajar, supaya tidak dapat menimbulkan kejenuhan bagi
siswa ataupun gurunya, dan pembelajaran tidak menjadi monoton.
Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak
menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang,
mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru
memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa. Keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam
gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi
dalam interaksi antara guru dengan siswa. Apabila ketiga komponen tersebut
dikombinasikan dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan
meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar.
Keterampilan dalam mengadakan variasi ini lebih luas penggunaannya dari pada
keterampilan lainnya, karena merupakan keterampilan campuran atau
diintegrasikan dengan keterampilan yang lain. Misalnya, variasi dalam
memberikan penguatan, variasi dalam memberi pertanyaan, dan variasi dalam tingkat
kognitif.
Dalam
proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya
perubahan gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, adanya perubahan
dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Variasi
lebih bersifat proses daripada produk. Penggunaan variasi terutama ditujukkan
pada perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi
dimaksud adalah :
1. Meningkatkan
dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevansi Proses Belajar Mengajar
Di
dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang
diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak
atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan
siswa kurang mengerti akan bahan yang diberikan guru. Dalam jumlah siswa yang
besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa
tetap pada materi yang diberikan. Berbagai faktor memang mempengaruhinya,
misalnya: faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar
kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada materi pelajaran yang
diberikan guru, siswa kurang menyenangi materi pelajaran yang diberikan guru. Kurang
senangnya seorang siswa terhadap guru dan materi pelajaran yang diberikan guru
dapat diatasi dengan pemilihan variasi pembelajaran yang sejalan dengan gaya
belajar siswa.
Perhatian
siswa dalam proses belajar mengajar lebih fokus karena dengan perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang dijelaskan guru, akan mendukung
tercapainya tujuan pelajaran yang dicapai. Indikator penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran adalah terjadinya perubahan dalam diri siswa. Fokus perhatian
siswa adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konsteks pencapaian
tujuan pembelajaran.
Variasi
mengajar mampu meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang
dijelaskan atau belum. Siswa menjadi aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung.
2. Memberikan
Kesempatan Kemungkinan BerfungsinyaMotivasi
Motivasi
memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar
dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa
motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu,
guru selalu memberikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak
didalam diri setiap siswa selama pengajaran langsung. Dalam proses belajar
mengajar dikelas, tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap
sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi seorang siswamenyenanginya,
tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini
merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu
dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap
siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi
siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaranyang diberikan, bukanlah maslah
bagi guru. Karena didalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi, yaitu
motivasi instrisik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnyasangat dapat
mengganggu perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi didalam
dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya
mutlak diperlukan.
Disini
peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi
sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang
menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi
perbuatan.
3. Membentuk
Sikap Positif Terhadap Guru dan Sekolah
Adalah
kenyataan yang tidak biasa dipungkiri bahwa di dalamkelas ada siswa tertentu
yang kurang senang terhadap seorang guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi
pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang
oleh guru tersebut juga tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukkan lewat
sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran
kelas.
Kurang
senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru
yang kurang bervariasi. Gaya belajar guru tak sejalan dengan gaya belajar
siswa. Metode mengajar yang digunakan itu-itu saja. Misalnya, hanya menggunakan
metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak
pernah terlihat menggunakan metode mengajar yang lain. Misalnya, metode
diskusi, resitasi, tanya jawab, problem solving atau cerita.
Ketika
mengajar, guru selalu duduk dengan santainya dikursi, tidak perduli bagaimana
tingkah laku dan perbuatan anak didik, gaya mengajar seperti itu adalah jalan
pengajaran yang cepat membosankan. Guru kurang dapat menguasai keadaan kelas.
Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-sudut kelas. Akibatnya jalan
pengajaran kurang menguntungkan bagi kedua belah pihak, yaitu guru dan siswa.
Guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan
kegairahan belajar siswa. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai
menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa
diperhatikan oleh guru. Siswa ingin selalu dekat dengan guru. Apabila guru
tidak ada dalam sehari saja, maka siswa tidak jarang selalu mempertanyakan guru
tersebut. Siswa akan merasa rindu untuk selalu dekat di sisi guru dan belajar
dengan semangat.
Guru
yang seperti itu biasanya gaya mengajarnya dan pendekatannya yang sesuai dengan
psikologis siswa. Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar
siswa. Disela-sela pengajaran sering diselangi humor dengan pendekatan yang
edukatif, jauh dari sikap permusuhan.
4. Memberikan
Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas BelajarIndividual
Sebagai
seoarang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung
tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru
tidak hanya satu atau dua metode, tatapi lebih banyak dari itu.
Karena
diakui, penguasaan metode mengajar dalam jumlah yang banyak lebih memungkinkan
guru untuk melakukan pemilihan metode mana yang dipakai dalam rangka menunjang
tugasnya mengajar dikelas. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media
merupakan keterampilan lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian
juga penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar dikelas. Penguasaan
dari ketiga keterampilan tersebut (Metode, media, pendekatan) memudahkan bagi
guru melakukan pengembangan variasi mengajar. Tetapi, jika sebaliknya, maka
sulitlah bagi guru mengembangkan variasi mengajar untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif.
Fasilitas
merupakan kelengkapan belajar yang harus ada disekolah. Fungsinya berguna
sebagai alat bantu pengajaran, peraga dan sumber belajar.
Jika
guru mampu menghadirkan pengajaran yang bervariasi maka dengan sendirinya akan
memicu sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi penggunaan
pengajaran yang bervariasi. Atau setidak-tidaknyan siswa secara kreatif
menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika guru mengajar tersedia
fasilitas yang memadai.
2.4. Dimensi-dimensi
Variasi Mengajar
Beberapa
dimensi yang harus diperhatikan juga dalam variasi mengajar adalah sebagai
berikut:
1. Variasi
Suara dan Sikap Guru
Suara
guru memiliki peranan penting dalam melahirkan kualitas variasi mengajar.
Karena itu, intonasi, nada, volume, dan kecepatan suara guru perlu diatur
dengan baik. Umpamannya dalam melukiuskan atau mendramatisasikan suatu
peristiwa atau kata, guru mesti mengetahui kata atau peristiwa yang harus
mendapat penekanan. Penekanan ini penting agar siswa mengetahui hal-hal yang
dianggappenting dari materi pelajaran yang disampaikan guru. Dalam konteks
diatas, beberapa hal perlu diperhatikan guru, sebagai berikut:
a. Penekanan
Penekanan
dilakukan kepada beberapa peristiwa atau kunci dalam materi pelajaran yang
tengah disampaikan agar siswa memahami aspek-aspen yang terpenting dari materi
pelajaran yang diterimanya. Umpamanya guru menggunakan kalimat “sekali lagi
bapak/ibu tekankan” atau “coba anda perhatikan dan lain sebagainya.
b.
Pemberian Waktu
Setelah
guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk menelaah
kembali atau mengorganisasikan pertanyaan. Caranya setelah menjelaskan satu
sub-bab materi guru berhenti sejenak sebelum melanjutkan pada sub-bab
berikutnya. Ketika guru berhenti, siswa memiliki kesempatan untuk menelaah atau
mungkin menyusun pertanyaan dari pernyataan-pernyataan guru yang belum jelas.
c.
Kontak Pandang
Selama
menyampaikan materi pelajaran, tidak
dibenarkan seorang guru hanya memandang keluar, keatas atau kesiswa tertentu
saja. Guru hendaklah berbagi pandangan kepada seluruh siswa. Bagi pandangan ini
penting agar siswa merasa diperhatikan dan tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk ngobrol atau gaduh.
d. Gerakkan
Anggota Badan
Selama
menyampaikan materi, seorang guru hendaklah tidak seperti patung ( berdiri
saja) atau tidak seperti orang yang lumpuh (duduk saja). Guru perlu bergerak
secara leluasa seperti mengelilingi siswa atau bergerak didepan kelas. Begitu
juga gerakkan kepala keberbagai arah perlu dilakukan. Gerakkan ini penting agar
merasakan kehadiran guru dalam setiap dirinya, seluruh ruang dan waktu.
e. Pindah
Posisi
Dengan
bergerak, berarti guru tidak berada dalam satu posisi saja, melainkan ia
berpindah-pindah. Perpindahan posisi ini selain bermanfaat bagi guru itu
sendiri agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Perpindahan
posisi guru hendaklah terdapat pada tujuan, umpamanya karena sebelah kanan
kelas terdapat siswa yang ribut, maka dengan perpindahan posisi guru kesebelah
kanan, siswa menjadi tidak ribut.
2. Variasi Media dan Bahan Ajaran
Penggunaan
media belajar akan menghindari kejenuhan siswa terhadap gurunya atau
terhadapmateri pelajaran yang disampaikan guru. Melalui media, ada alih
pandang, dengar dan objek perhatian yang mungkin lebih menarik dibandingkan
dengan guru yang hanya berceramah saja, bahkan melalui media memungkinkan
konsentrasi dan perhatian siswa terhadap pelajaran akan lebih baik.
Ada
tiga komponen dalam variasi media, yaitu media pandang (visual), media dengar
(audio), dan media taktik. Ketiga media ini harus digunakan secara bervariasi
dalam arti berganti-ganti bahkan mungkin ketiganya digunakan.
3. Variasi
Media Pandang
Alat
pandang yang dapat digunakan sebagai media pengajaran diantarnya, buku,
majalah, globe, peta, fil, film strip. TV, radio, recorder,gambar dan
sebagainya.
a. Membantu
pemaham konsep yang abstrak kepada penjelasan yang konkret.
b. Agar
anak didik memiliki perhatian optimal terhadap materi pelajaran.
c. Membantu
penumbuhan watak kreatif dan mandiri siswa.
d. Mengembangkan
cara berpikir siswa yang konsisten dan berkesinambunga.
e. Memberikan
pengalaman baru dan unik.
4. Variasi
Media Dengar
Guru
yang hanya mengandalkan suara saja tampaknya tidak cukup bagi proses belajar
anak didik. Karena itu, diperlukkan media lainnya yang memungkinkan anak lebih
konsentrasi dan merasa ada pengalaman beru terhadap suara itu. Bisa saja guru
merekam suaranya dirumah atau merekam suara lain yang pautu didengarkan dan
punya relevansi dengan materi pelajaran.
5. Variasi
Media Taktik
Penggunaan
media ini pada dasarnya merangsang siswa
untuk kreatif. Umpamanya, guru memeperlihatkan dan menjelaskan tentang peta
pulau jawa, setelah itu siswa disuruh untuk menggambar peta tersebut. Cara ini
akan memudahkan siswa untuk mengingat pulau atau nama-nama kota, sungai, pasar,
dan lain sebagainya yang terdapat dalam pulau tersebut.
6. Variasi
Interaksi
Variasi
dalam pola interaksi yang lazim dilakukan guru ada dua hal yaitu :
a) Siswa
bealajar atau melakukan aktivitas lainnya dalam ruang lingkup pembelajaran
secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b) Siswa
hanya mendengarkan secara pasif sedangka guru berbicara secara aktif sehingga
seluruh proses belajar mengajar didominasi guru. Namun diantara dua jenis
tersebut jenis pertama akan lebih baik. Sekalipun yang ideal adalah guru dan
siswa memiliki peranan yang proporsional.
Dalam
arti, guru tidak mendomonisasi kelas, dan siswa juga memiliki kebebasan tanpa
berarti tidak ada kendali guru. Maka dalam konteks interaksi ini hendaklah guru
berdiri ditengah-tengah.
2.5. Manfaat Variasi
Gaya Mengajar
Mengajar
menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan
murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW menerapkan pengajaran yang
sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabatnya), agar mereka tidak merasa
jemu dalam belajar, tersirat dalam sebuah hadist yang artinya “Diriwayatkan
dari Ibnu Mas’ud berkata: Nabi SAW berselang-seling dalam memberikan pelajaran
agar terhindar dari kebosanan”. (HR. Bukhari).
Manfaat
variasi gaya mengajar menurut Uzer Usman adalah:
1. Untuk
menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang
relevan.
2. Untuk
member kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki
siswa tentang hal-hal baru.
3. Untuk
memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
baik.
4. Guna
memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
Dari
beberapa manfaat diatas maka dapat diambil intinya, yaitu:
a) Meningkatkan,
menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang
relevan.
b) Member
kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan
berfungsinya motivasi belajar.
c) Memupuk
dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya
mengajar yang lebih hidup.
d) Member
pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran
agar mudah dan senang belajar.
e) Mendorong
aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.
2.6. Hasil Observasi
Tabel
Pengamatan.
NO.
|
INDIKATOR PENGAMATAN
|
DITERAPKAN
|
KURANG DI TERAPKAN
|
TIDAK DI TERAPKAN
|
1
|
Variasi Suara dan Sikap Guru.(Penekanan,
Pemberian Waktu, Kontak Pandang, Gerakkan Anggota Badan, Pindah Posisi).
|
ü
|
|
|
2
|
Variasi Media dan Bahan Ajaran.
(Ada tiga komponen dalam variasi
media, yaitu media pandang (visual), media dengar (audio), dan media taktik.
Ketiga media ini harus digunakan secara bervariasi dalam arti berganti-ganti
bahkan mungkin ketiganya digunakan.)
|
ü
|
|
|
3
|
Variasi Media Pandang
(Alat pandang yang dapat digunakan
sebagai media pengajaran diantarnya, buku, majalah, globe, peta, fil, film
strip. TV, radio, recorder,gambar dan sebagainya).
|
ü
|
|
|
4
|
Variasi Media Dengar. (Seperti guru
merekam suaranya dirumah atau merekam suara lain yang pautu didengarkan dan
punya relevansi dengan materi pelajaran).
|
|
|
ü
|
5
|
Variasi Media Taktik. (seperti guru
memperlihatkan dan menjelaskan tentang peta pulau jawa, setelah itu siswa
disuruh untuk menggambar peta tersebut).
|
ü
|
|
|
6
|
Variasi Interaksi.
(seperti guru tidak mendomonisasi
kelas, dan siswa juga memiliki kebebasan tanpa berarti tidak ada kendali
guru. Maka dalam konteks interaksi ini hendaklah guru berdiri
ditengah-tengah.
|
ü
|
|
|
Dari
observasi yang telah di lakukan terdapat beberapa hasil yang dapat kita
ketahui, yaitu :
A.
GURU
ü Guru
menggunakan Variasi Suara dan Sikap Guru. Dengan adanya penekanan pada intonasi
suara, pemberian waktu pada siswa dalam membuat suatu diskusi kecil (2orang),
kontak pandang/kontak mata pada siswa, gerakan anggota badan (tangan,dll) dan
berpindah2 nya posisi (mengelilingi setiap baris).
ü Guru
menggunakan variasi media dan bahan ajar seperti visual (gambar binatang), dan
audio (mendengarkan guru dan mengikutinya seperti nama-nama binatang).
ü Guru
menggunakan variasi taktik. Yaitu siswa di beri project untuk mendeskripsikan
suatu benda yang ada di luar kelas secara langsung seperti menggambarkan benda
atau binatang tersebut lalu mereka mendeskripsikan benda-benda tersebut. Dan
kemudian mereka mengkomunikasikan/menjelaskan di depan teman-teman dan gurunya.
Dan teman kelas nya akan menjawab benda apa yang sedang di deskripsikan.
Sehingga akan melatih rasa percaya diri pada setiap siswa.
ü Guru
menggunakan variasi social. Dengan membuat kelompok kecil (1 group 3 siswa)
untuk mengerjakan project di atas dengan tujuan adanya interaksi kerja sama
pada siswa di kelas.
B.
SISWA
ü Siswa
dapat memusatkan perhatian dan fokusnya saat proses belajar di kelas.
ü Siswa
dapat berinteraksi dengan teman sekelas nya.
ü Siswa
dapat mengekspresikan dan memberikan pendapatnya.
ü Siswa
dapat menjawab pertanyaan dari guru.
ü Siswa
terlihat nyaman dengan suasana belajar.
ü Siswa
aktif didalam ataupun diluar kelas.
Jadi dapat di
simpulkan bahwa guru tersebut menggunakan berbagai macam variasi mengajar saat
proses belajar di dalam kelas dan mendapat respon baik siswa, karena siswa
tersebut terlihat sangat antusias dan mampu berfokus pada pembelajaran yang
sedang berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Variasi
mengajar merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi
belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi. Variasi mengajar adalah mengajar yang tidak monoton bisa
dari gaya mengajar, metode, media dan materi
Variasi
mengajar memiliki bermacam-macam tujuan, yaitu sebagai berikut:
a) Meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar
b) Memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
c) Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah
d) Memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
e) Meningkatkan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar
f) Menghilangkan
kejenuhan dalam belajar mengajar
g) Mendorong
anak didik untuk belajar.
Dengan
melihat hasil dari observasi pada video tersebut dapat di simpulkan bahwa
penggunaan variasi mengajar dapat meningkatkan partisipasi pada siswa. Apalagi
jika dapat menggunakan nya secara bergantian selama proses belajar mengajar
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA