Faktor
yang Mempengaruhi Belajar Secara Internal
Faktor internal yaitu faktor faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan
dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor internal dibedakan menjadi tiga
yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor psikologi.
1.
Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah ini terdiri atas dua faktor yang mempengaruhinya antara
lain faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas
dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya karena proses belajar seseorang akan terganggu
jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun
ada gangguan-gangguan/kelainan kelainan alat inderanya serta tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
tentang bekerja,belajar, istirahat, tidur, makan olah raga, rekreasi dan
ibadah.
Cacat tubuh adalah faktor yang mempengaruhi belajar berupa sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan
cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu, jika hal ini terjadi maka hendaknya ia belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatan itu.
2. Faktor
Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada
bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang, kelelahan ini sangat terasa pada bagia kepala dengan
pusing-pusing sehingga sulit untuk konsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya
untuk bekerja.
Kelelahan baik secara
jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara
sebagai berikut:
- Tidur,
- Istirahat,
- Mengusahakan variasi dalam
belajar, juga dalam bekerja,
- Menggunakan obat-obatan yang
bersifat melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok,
- Reaksi dan ibadah yang teratur,
- Olahraga secara teratur, dan
- Mengimbangi makan dengan
makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (memenuhi empat sehat lima
sempurna),
- Jika kelelahan sangat serius
cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter, psikiater dan
lain-lain.
3. Faktor
psikologis
Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar
yang terdiri dari delapan faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan cara
belajar.
Faktor
Eksternal yang Mempengaruhi Belajar
Faktor
eksternal yaitu faktor faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor eksternal dibedakan menjadi tiga yaitu
faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang mempengaruhi belajar ini mencakup cara orang tua
mendidik, relasi antara angota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2. Faktor
Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
3. Faktor
Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor
masyarakat ini membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, dibahas
tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.
A. Tipe
Belajar
1. Definisi
Tipe Belajar
Tipe : sikap, gerak,
gerik, lagak yang menandai ciri seseorang, atau gerakan tertentu yang diatur
untuk menarik perhatian orang lain.[1]UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.[2] Jadi tipe
belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang
merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi
(DePetter dan Hearchi, 2003)
2. Macam-macam
Tipe Belajar
Sejalan dengan hal
tersebut, DePetter dan Hearchi, 2003 mendeskripsikan ciri-ciri tipe
belajar seseorang menjadi sebagai berikut:
a. Visual (Visual
Learners)
Tipe
Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada
beberapa karakteristik yang khas bagai
orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah
kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan
yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang
cukup terhadap masalah artistik, keempat memilikikesulitan dalam berdialog
secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap
suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara
lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan
kata atau ucapan.
2.
Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3.
Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat
teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4.
Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.
Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5.
Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6.
Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7.
Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
Auditory (Auditory
Learners )
Tipe
belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya,
kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi
itu. Karakter pertama orang yang
memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap
informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun
membaca.
Ciri-ciri Tipe belajar Auditori yaitu :
1.
Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2.
Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
3.
Cenderung banyak omong
4.
Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang
dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5.
Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6.
Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7.
Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti
hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
c. Kinestetik
(Kinesthetic Learners)
Tipe
belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu
yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristikmodel belajar seperti
ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya
ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri Tipe belajar
Kinestetik yaitu :
2.
Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3.
Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.
Contoh: saat guru
menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
4.
Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5.
Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
6.
Menyukai praktek/ percobaan
7.
Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Selain ketiga tipe
belajar tersebut, DePetter juga menambahkan bahwa ada tipe campuran dari tiga
tipe belajar diatas (misalnya Auditori-visual atau Visual-kinestetik atau bisa
ketiga-tiganya) yaitu Tipe Belajar
Kombinatif, Siswa bertipe
kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan
menggunakan lebih dari satu alat indra. Ia dapat menerima pelajaran dangan mata
dan telinga sekaligus ketika belajar. Tapi biasanya satu tipe
belajar lebih mendominasi.
No comments:
Post a Comment