Thursday, February 25, 2016

Iin Nurviani 2D





Faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara Internal

Faktor internal yaitu faktor faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor internal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor psikologi.

1.     Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah ini terdiri atas dua faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya karena proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan kelainan alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,belajar, istirahat, tidur, makan olah raga, rekreasi dan ibadah.

Cacat tubuh adalah faktor yang mempengaruhi belajar berupa sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi maka hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu.

2. Faktor Kelelahan 

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan ini sangat terasa pada bagia  kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk konsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. 

Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara
sebagai berikut:
  • Tidur,
  • Istirahat,
  • Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja, 
  • Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok, 
  • Reaksi dan ibadah yang teratur,
  • Olahraga secara teratur, dan
  • Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (memenuhi empat sehat lima sempurna),
  • Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter, psikiater dan lain-lain.

3. Faktor psikologis 

Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar yang terdiri dari delapan faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan cara belajar.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar

Faktor eksternal yaitu faktor faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor eksternal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang mempengaruhi belajar ini mencakup cara orang tua mendidik, relasi antara angota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor Sekolah 
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
               
3. Faktor Masyarakat 
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, dibahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.

A.      Tipe Belajar

1.        Definisi Tipe Belajar
Tipe : sikap, gerak, gerik, lagak yang menandai ciri seseorang, atau gerakan tertentu yang diatur untuk menarik perhatian orang lain.[1]UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.[2]  Jadi tipe belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi (DePetter dan Hearchi, 2003)

2.        Macam-macam Tipe Belajar
Sejalan dengan hal tersebut, DePetter dan Hearchi, 2003 mendeskripsikan ciri-ciri tipe belajar seseorang menjadi sebagai berikut:

a.      Visual (Visual Learners)
Tipe Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memilikikesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

1.                  Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2.                  Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3.                  Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4.                  Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5.                  Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6.                  Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7.                  Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu

  Auditory  (Auditory Learners )
Tipe belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri Tipe belajar Auditori yaitu :
1.                  Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi  yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2.                  Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
3.                  Cenderung banyak omong
4.                  Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5.                  Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6.                  Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7.                  Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
c.       Kinestetik (Kinesthetic Learners)
Tipe belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristikmodel belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri Tipe belajar Kinestetik yaitu :
1.                  Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar
2.                  Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3.                  Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.
Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
4.                  Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5.                  Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
6.                  Menyukai praktek/ percobaan
7.                  Menyukai permainan dan aktivitas fisik

Selain ketiga tipe belajar tersebut, DePetter juga menambahkan bahwa ada tipe campuran dari tiga tipe belajar diatas (misalnya Auditori-visual atau Visual-kinestetik atau bisa ketiga-tiganya) yaitu Tipe Belajar Kombinatif, Siswa bertipe kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat indra. Ia dapat menerima pelajaran dangan mata dan telinga sekaligus ketika belajar. Tapi biasanya satu tipe belajar lebih mendominasi.

No comments: