Friday, April 1, 2016

Kelompok 6 (2D) Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik, Strategi, dan Model Pembelajaran


TUGAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DISUSUN :
ILHAM RAMDHAN
M.HARIRI WALDY
CRI SANDI
FAIZAL DEWAN ISWANDI
HARLIANSYAH


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
TAHUN
2016/2017










  
Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik,
Strategi, dan Model Pembelajaran
1. Pengantar
Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah Saudara termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah mencermati apa itu prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran dengan baik. Untuk membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab pertanyaan berkaitan dengan hakikat hal-hal berikut ini!
  1. a. Apa itu prinsip?
  2. b. Apa itu pendekatan?
  3. c. Apa itu metode?
  4. d. Apa itu teknik?
  5. e. Apa itu strategi?
  6. f. Apa itu model?
Bagaimana penguasaan Saudara? Sudah mantapkah penguasaan Saudara tentang konsep dasar di atas ataukah sebaliknya? Bila belum atau kurang mantap pelajarilah bagian berikut dengan seksama!
Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup pembahasan konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.
  1. a. Prinsip pembelajaran
  2. b. Pendekatan pembelajaran
  3. c. Metode pembelajaran
  4. d. Teknik pembelajaran
  5. e. Strategi pembelajaran
  6. f. Model pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1) prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.
Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut istilah-istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.
2.1 Prinsip Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa  dalam hal :
1)     pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;
2)     pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;
3)     guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan;
4)     siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan
5)     Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
2. Sumber Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori psikologi.









Teori Belajar
Teori Belajar Bahasa
Teori Bahasa
Teori Psikologi
Behaviorism
Piaget’s Development Theory
Vygotsky and Social Cognition
Constructivism
Neuroscience
Brain-Based Learning
Learning Styles
Multiple Inteligence
Right Brain/Left Brain Thinking
Communities of Practice
Control Theoty
Observational Learning
Problem-Based Learning
Teori behavioris
Teori mentalis
Teori tradisional
Teori struktural
Teori transformasi
Teori tagmemik
Teori fungsional
Teori relasional
Behaviorisme
Kognitif
Catatan:
Teori belajar di atas dikutip dari Syamsudin (1999) ”Teori Belajar dalam Buku Teks” dalam Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999 yang diselenggarakan atas Kerja sama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri Semarang. Dari ke-13 teori belajar di atas, yang terpenting untuk dipahami adalah teori 1) Behaviorism, 2) Piaget’s Development Theory, 3) Vygotsky and Social Cognition, 4) Contructivism, 5) Multiple Intelligence, dan 6) Problem-Based Learning karena teori-teori tersebut merupakan dasar dari perkembangan teori belajar lainnya.



3. Fungsi Prinsip Pembelajaran
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran  adalah   jabatan, kedudukan, atau kegiatam.  Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah  yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.
4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998).
  1. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut.
1)     Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.
2)     Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
3)     Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
4)     Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
  1. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
1)     Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.

2)     Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).
3)     Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
4)     Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.
2.2 Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu  filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17).  Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
2. Fungsi Pendekatan
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkar metode komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan,  pendekatan lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.
3. Perbedaan Prinsip dan Pendekatan
Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran, berikut ini disajikan beberapa perbedaan penting antara keduanya.
Prinsip
Pendekatan
Lahir dari teori-teori
Lahir dari asumsi-asumsi
Berperan sebagai kerangka teori metode pembelajaran.
Berperan sebagai ancangan atau pedoman langsung metode pembelajaran.
Memberi pedoman kepada metode pem-belajaran dalam  banyak hal, seperti bahan, siswa, guru, proses belajar mengajar.
Memberi pedoman kepada metode pem-belajaran terutama dalam hal proses belajar mengajar.
Hubungannya dengan metode (penyusunan metode bersifat tak lagsung dalam bentuk saran).
Hubungannya dengan penyusunan metode bersifat langsung dan menentukan wujud metode. Metode lahir dari pendekatan.
4. Macam Pendekatan
Pendekatan, seperti halnya prinsip, dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan umum dan pendekatan husus.
a.  Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:
  1. a. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Pengajaran ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
  1. b. Pendekatan Keterampilan Proses
Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).
  1. c. Pendekatan Spiral
Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.
  1. d. Pendekatan Tujuan
Pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional. Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya.


b. Pendekatan khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya:
  1. pendekatan komunikatif,
  2. pendekatan struktural,
  3. pendekatan Iisan (ora!),
  4. pendekatan langsung,
c. pendekatan tak langsung,
d. pendekatan alamiah.
2.3 Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari Yunani strategia ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’. Selanjutnya strategi diartikan sebagai suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang  angkatan darat atau laut.  Strategi dapat diartikan pula sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal (Hidayat 2000:1).
Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).
Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Dick dan Carey menjelaskan lima komponen umum strategi pembelajaran, yaitu: a) kegiatan prapembelajaran, b) penyajian informasi, c) partisipasi siswa, d) tes, dan e) tindak lanjut. Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi pembelajaran.
Berkaitan dengan strategi ini, ada kesepakatan beberapa ahli. Mereka menyatakan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat ini, konsep strategi mencakupi empat  pengertian sebagai berikut (Suparman 1993:156).
  1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
  2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif.
  3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  4. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah cara yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berikut ini akan dijelaskan empat komponen utama strategi pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media, dan waktu.
Urutan kegiatan pembelajaran mengandung beberapa komponen, yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup. Pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu a) penjelasan singkat tentang isi pembelajaran, b) penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa (appersepsi), dan c) penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Penyajian terdiri atas tiga langkah, yaitu a) uraian, b) contoh, dan c) latihan. Penutup terdiri atas dua langkah, yaitu a) tes formatif dan umpan balik dan b) tindak lanjut. Bila dibagankan urutan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
No.
Komponen
Langkah Kegiatan
1
Pendahuluan
a.  Penjelasan singkat tentang isi pembelajaran
b.  Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa (appersepsi)
  1. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran
2
Penyajian
a. Uraian
b. Contoh
c.  Latihan
3
Penutup
a. Tes formatif dan umpan balik
b. Tindak lanjut
Metode pembelajaran terdiri atas berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setap langkah itu mungkin menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.
Media pembelajaran berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode pembelajaran, ada kemungkinan beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan pada beberapa langkah.


Berikut ini dibagankan hubungan keempat komponen yang membentuk strategi pembelajaran Suparman 1993:159).

Urutan Kegiatan Pembelajaran
Metode
Media
Waktu
Pendahuluan
Deskripsi singkat



Relevansi



TIK



Penyajian
Uraian



Contoh



Latihan



Penutup
Tes formatif



Umpan balik



Tindak lanjut



Karena itu, dalam pemilihan strategi pembelajaran ada dua pertanyaan yang harus diperhatikan. Pertama, seberapa jauh strategi yang disusun itu didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran yang ada? Kedua, seberapa jauh strategi yang disusun itu efektif dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?
2.4 Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode diartikan cara melakukan sesuatu.
Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode pembelajaran  dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.
Dengan demikian, metode bersifat prosedural.  Artinya, menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-­tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu. Kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu bila digambarkan dalam bentuk bagan akan tampak sebagai berikut.
Tahap
Kegiatan
I. Persiapan
Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan berpedo-man kepada kurikulum.
Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan seba-gainya sehingga menjadi rencana pembelajaran (RPP).
II. Pelaksanaan
Presentasi awal (penyajian atau pengenalan bahan kepada siswa)
Presentasi lanjut (pemantapan, latihan).
III. Penilaian
Penilaian formatif (proses pembelajaran)
Penilaian sumatif sudah di luar metode
Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I (persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:
1)   pemilihan bahan,
2)   penyusunan bahan,
3)   penyajian,
4) pemantapan, dan
5) penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan, penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-nama metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya metode komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari pendekatan SAS.
Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu metode umum dan metode khusus.
a.  Metode Umum(Metode Umum Pembelajaran)
Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran, milik bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:
  1. metode ceramah,
  2. metode tanya jawab,
  3. metode diskusi,


d. metode ramu pendapat,
e. metode demonstrasi,
f. metode penemuan,
  1. metode inkuiri,
h. metode pemberian tugas dan resitasi, dan
i. metode latihan.
b.Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)
Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan memiliki metode khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:
  1. metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan
  2. metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.
Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.
Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena sewaktu kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh metode-metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah
  1. metode tata bahasa terjemahan,
  2. metode langsung,
  3. metode eklektik,
  4. metode audiolingual,
  5. metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan
  6. metode komunikatif.
2.5 Teknik Pembelajaran
Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya  Anda baru mengetaui penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik.
Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru – murid itu adalah teknik mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode  dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  penentuan teknik pembelajaran di antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain.
Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama sekali.
Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan menampilkan perbedaannya sebagai berikut.
No.
Metode
Teknik
1
Mencakup semua tahap dalam proses belajar mengajar.
Hanya tertuju kepada satu tahap proses belajar mengajar, yaitu pada tahap pelaksanaan.
2
Bersifat prosedural (menggam-barkan prosedur  langkag-lang-kah menyeluruh proses belajar mengajar).
Bersifat implementasional (meng-gambarkan pelaksanaan pengajaran di kelas).
3
Tidak tampak, tidak bisa dide-teksi dengan jelas dengan melihat guru yang sedang mengajar di kelas.
Tampak pada saat melihat guru yang sedang mengajar di kelas.
4
Ditunjukkan untuk mencapai tujuan umum pengajaran (TIU/ TPU pada kurikulum sebelum 2004, KD pada kurikulum setelah 2004).
Ditujukan untuk mencapai tujuan khusus (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator untuk kurikulum setelah 2004) suatu pertemuan.
5
Jumlahnya hanya satu (satu metode khusus) untuk satu bidang studi dalam satu program.
Jumlahnya sangat banyak untuk setiap pengajaran bidang studi dalam suatu program.
6
Metode pengajaran (metode khusus) ditetapkan oleh kur-ikulum, guru tinggal mengi-kutinya.
Guru bebas memilih teknik asal cocok dan dapat mencapai tujuan pengajaran bahan yang sedang diajarkannya.
Seperti halanya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
1. Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum di antaranya sebagai berikut.
a. teknik ceramah
b. teknik tanya jawab
c. teknik diskusi
d. teknik ramu pendapat
e. teknik pemberian tugas
f. teknik latihan
g. teknik inkuiri
h. teknik demonstrasi
i. teknik simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.
b. Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
Teknik  khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang keci!. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.
2.6 Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama  dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan, strategi, metode, dan teknik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) “Earch model guides us as we design instruction to helf students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce dan Weil (1992:1) menyatakan “Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas (Kardi dan Nur 2000:8). Hal ini sejalan dengan pendapat Arend (1997) “The term teaching model refers to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax, enviroment, and management system”. Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting.Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak.
Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar).Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang lagis.


2. Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan  pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
3. Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari  pendekatan, strategi, metode, dan teknik.  Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau rencana pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus, yaitu (a) rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya, (b) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (c) tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan (d)  lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto 2007).
Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain: (a) deskripsi lingkungan  belajar, (b) pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d) materi pembelajaran (kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran.
4. Macam Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya (langkah-langkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya. Arends (1997) menyebutkan enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam pembelajaran, yaitu: presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di antaranya sebagai berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002).
(a)         model pembelajaran kontekstual (CTL),
(b)         model pembelajaran berdasarkan masalah,
(c)         model pembelajaran konstruktivisme,
(d)         model dengan pendekatan lingkungan,
(e)         model pengajaran langsung,
(f)           model pembelajarn terpadu, dan
(g)         model pembelajaran interaktif.


5.  Cara Memilih Model Pembelajaran
Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas. Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat  mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5) lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan  (joyful learning) serta mendorong siswa  untuk aktif belajar dan berpikir kreatif.  Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.
Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007: 5-6).
Berikut ini diberikan contoh model pembelajaran yang mengaitkan antara tema, subtema, pembelajaran menjadi unit kegiatan pembelajaran yang terpadu dan berkesinambungan.




Contoh 1
Topik/Tema   : Lingkungan
Subtopik         : Beberapa subtopik yang dapat dipilih
  1. Kebersihan lingkungan
  2. Pencemaran lingkungan
  3. Ketertiban lingkungan
  4. Peran pemuda dalam melestarikan lingkungan
Aspek keterampilan bahasa  yang dikembangkan
1. Membaca (menangkap isi bacaan)
2. Menulis (menggunakan kata baru dalam konteks)
3. Berwawancara
4. Menulis (menulis karangan atau surat)
5. Membaca (membaca cerpen kemudian membicarakan hal-hal yang menarik)
Apabila subtopik yang dipilih adalah kebersihan lingkungan maka pengembangannya menjadi program belajar dapat berwujud, misalnya, seperti berikut ini.
  1. Membaca bacaan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
  2. Menyusun dan menjawab pertanyaaan tentang isi bacaan
  3. Mencari kata sulit, sinonim, dan lawan kata.
  4. Menggunakan kata sulit dalam kalimat
  5. Melakukan pengamatan tentang masalah kebersihan di lingkungan setempat
  6. Mencatat hasil pengamatan
  7. Membuat daftar pertanyaan tentang masalah kebersihan lingkungan
  8. Berwawancara dengan penduduk setempat tentang kebersihan lingkungan
  9. Mencatat dan membuat laporan hasil wawancara
  10. Menulis karangan singkat tentang masalah kebersihan lingkungan
  11. menulis surat pembaca atau surat kepada Kepala Desa mengenai kebersihan
  12. Membaca cerpen dan mendiskusikan hal-hal yang menarik dalam cerpen itu. Misalnya tentang pelukisan atau suasana.





Contoh 2
Tema              : Teknologi
Subtema        : Beberapa anak tema yang dapat dipilih
1. Teknologi untuk kepentingan sehari-hari
2. Teknologi dalam rumah tangga
3. Teknologi di pedesaan
4. Manfaat teknologi untuk meningkatkan produksi
Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan
1. Menyimak penjelasan dan menangkap maksudnya
2. Mengamati
3. Mencatat sesuatu yang diamati
4. Menjelaskan cara kerja atau atau cara menggunakan sesuatu alat
5. Menulis karangan
Apabila yang dipilih teknologi dalam rumah tangga maka pengembangan model pembelajarannya dapat berwujud sebagai berikut.
  1. Menyimak penjelasan apa yang dimaksud dengan teknologi dan manfaatnya bagi manusia.
  2. Menceritakan kembali secara lisan hasil simakannya.
  3. Mencatat manfaat tiap macam teknologi.
  4.  Menjelaskan apa akibatnya jika tidak ada teknologi.
  5.  Menjelaskan bagaimana cara kerja dan cara menggunakan alat rumah tangga dan merawatnya (tertulis).
  6.  Membuat karangan fiksi, misalnya apa yang terjadi apabila teknologi tidak berkembang seperti sekarang.






PUSTAKA RUJUKAN
Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.
Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.
Hastuti, Sri. 1996/1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.
Hidayat, Kosadi, dkk. 2000. Seri Pengajaran Bahasa Indonesia I: Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Tanpa Kota: Putra Abardin.
Karli, Hilda dan Yuliariatiningsih, Margaretha Sri. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi: Model-model Pembelajaran.
Sapani, H. Suardi, dkk. 1997/1998. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III
Suparman, Atwi. 1993. Desain Intruksional. Jakarta: PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti.
Syafi’i, Imam. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Syamsudin, Hifna. 1999. ”Teori Belajar dalam Buku Teks”,  Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks yang diselenggarakan atas Kerjasama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri Semarang tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

34 comments:

Isna Dwi Setianingsih said...

Assalamu'alaikum wr.wb. Saya Isna Dwi Setianngsih ingin bertanya kepada M. Hariri Waldy. Berdasarkan prinsip pendekatan komunikatif, maka metode mana yang digunakan untuk pengajaran? Terima kasih.

Isna Dwi Setianingsih said...

Selamat petang menjelang malam. Saya Imanuella Lestari Sherlyana meminjam akun Isna Dwi Setianingsih. Saya ingin bertanya kepada M. Hariri Waldy. Apakah perbedaan strategi metode teknik dan model pembelajaran? Terima kasih.

Irmalisa elvia said...

Assalamualaikum wr wb
Saya irmalisa dari kelompok 4 ingin bertanya kepada sodara faizal
Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar , berikan contoh apa saja motif motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar
Terimakasih

Unknown said...

Assalamualaikum.wr.wb.
Saya lolita kumala desi ingin bertanya kepada m. Hariri waldi apakah perbedaan antara strategi dan tekhnik pembelajaran??
Terima kasi

Unknown said...

Assalamualaikum :)

Saya aruna yuni sari dari kelompok 2 ingin bertanya kepada faizal dewan iswandi "Bagaimana pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat memunculkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ? "

Terima kasih 😊😊

Unknown said...

Assalamualaikum wr.wb
Saya Dea Aulia dari kelompok 4 akan bertanya kepada Faizal Dewan Iswandi kelompok 6.

Apa itu bahasa otentik dan tolong berikan contoh bahasa otentik !

gita alfionita said...

Asalamualaikum wr.wb saya Gita Alfionita ingin bertanya kepada saudara Ilham Ramadhan ,bagaimana cara penerapan metode SAS (struktural analitik sintetik) mohon penjelasannya berserta contoh ,terimakasih

Irmalisa elvia said...

Assalamualaikum wr wb
Saya Efriyana Oklandari dari kelompok 4 ingin bertanya kepada ilham ramadhan
"Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas. Berikan contohnya seperti apa?"
Terimakasih

Unknown said...

saya akan menjawab pertanyaan dari lolita kumala desi
perbedaannya ialah....
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

eknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Arti lain mengatakan bahwa Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran

Unknown said...

untuk saudari imanuella pertanyaan anda juga sudah saya jawab , pertanyaan anda sama dengan pertanyaan dari lolita kumala desi

terima kasih

Unknown said...

Assalamualaikum saya ferra dyasty marziola dari kelas 2d ingin bertanya kepada kelompok 6 yaitu faizal dewan iswandi . Dari materi yang saudara buat dikatakan bahwa guru di tuntut untuk ajarkan bahasa bukan belajar bahasa, jika tidak anda yang mengajarkan maka dari siapa lagi siswa/siswi menerima pembeljaran bahsa tersebut? Bagaimana tanggapan anda mengenai ini.

Unknown said...

saya akan menjawab pertanyaan dari isna dwi
Pendekatan komunikatif melahirkar metode komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, pendekatan lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.

menurut saya pendekatan komunikatif sama dengan metode komunikatif

Unknown said...

Assalamualaikum Wr.Wb
Saya DIAN WULANDARI ingin bertanya kepada Harliansyah
Jelaskan secara singkat mengenai lima komponen umum strategi pembelajaran

Unknown said...

Assalamualaikum saya bella novia riski akan bertanya kepada saudra cri sandi mengenai materi yang anda sampaikan. dilihat dari segi manakah seorang guru berhasil dalam menyampaikan teknik pembelajaran secara optimal?. Tolong anda jelaskan

Unknown said...

Assalamualaikum, saya akan menjawab pertanyaan dari irmalisa elfia
contoh motif yang mendorong siswa dalam belajar iyalah:

1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil

2. Jadikan siswa peserta aktif
Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa

3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.

4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.

5. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.

dll.

Unknown said...

Assalamualaikum, saya akan menjawab pertanyaan dari aruna yuni sari
"Bagaimana pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat memunculkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ? "

perhatikan kriteria dalam memilih media pembelajaran yang benar, seperti :

1.Topik menarik bagi siswa
2.Materi dalam media penting bagi siswa
3.Relevan dengan kurikulum yang berlaku
4.Materinya autentik dan faktual
5.Fakta atau konsepnya benar
6.Format sistematis dan logis
7.Objektif berorientasi kepada kebutuhan siswa
8.Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat kualitas
9.Bahasa, ilustrasi, simbol komunikatif
10.Sudah teruji daya dukungnya

Kesimpulannya adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat bukan berarti harus media yang mahal dan modern akan tetapi yang lebih penting adalah efektifitas dan manfaat dari media tersebut selama proses pembelajaran berlangsung.

Irmalisa elvia said...

Assalamualaikum wr wb
Saya indah sari devi dari kelompok 4 ingin bertanya kepada harliansyah dari kelompok 6
Apa yang dimaksud dengan pendekatan struktural ? Dan berikan contohnya

Unknown said...

Assalamualaikum, saya akan menjawab pertanyaan dari dea aulia

sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan

gita alfionita said...

Walaikumsalam wr.wb
Baikalah saya CRI SANDI akan menjawab pertanya saudari Bella novia riski.
Pribahasa mengatakan "pengalaman adalah guru terbaik"hal ini di akui oleh lembaga pendidikan kreteria guru berpengalaman dia telah mengajar lebih dari 10 tahun ,dengan demikian guru harus memahami seluk beluk sekolah .strata pendidikan bukan jaminan utama dalam keberhasilan dalam mengajar,akan tetapi pengalaman yang menentukan nya ,contohnya guru dapat memecahkan masalah ,dapat memilih metode yang tepat ,memotivasi siswa dan mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Terimakasih🍒





Unknown said...

Saya Dea Aulia sudah mengerti dengan jawaban saudara Faizal. Terima kasih atas jawabannya ☺

Unknown said...

Assalamualaikum wr. wb

Saya Gebby Shintia Dewi dari kelompok 3 ingin bertanya kepada saudara M.Hariri Waldy. Bagaimana pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat memunculkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ?
Terimakasih

Unknown said...

Assalamualaikum wr.wb
Saya Erza Muhammad ikhsan akan bertanya kepada saudara Harliansyah kelompok 6.

Jelaskan keterkaitan antara prinsip,pendekatan,metode,teknik,strategi,dan model pembelajaran dalam peng- aplikasiannya pada proses belajar mengajar di dalam kelas.
Terima kasih

Unknown said...

Assalamualaikum wr.wb

Saya Amir Fahrizal dari kelompok 5 ingin bertanya kepada Cri sandi , Tolong jelaskan menagapa pendekatan melahirkan sebuah metode ?
Terima kasih ^^

Unknown said...

Assalamualaikum wr wb saya akan menjawab pertanyaan dari ferra dyasty

maksud dari kalimat 'guru di tuntut untuk ajarkan bahasa bukan belajar bahasa' adalah guru ketika di dalam kelas bukan belajar bahasa tapi mengajarkan bahasa, karena jika di dalam kelas guru belajar bahasa berarti sama aja gurunya seperti siswa, sama sama belum mengerti. jadi ngapain ada guru ngajar di kelas kalau gurunya belum mengerti. bukannya guru sudah lebih dulu mengetahui dari pada siswanya. makanya kami buat kata 'guru di tuntut untuk ajarkan bahasa bukan belajar bahasa'.

bukan berarti tidak ada guru di kelas.

Anonymous said...

Saya hariri waldy akan menjawab pertanyaan anda :)

Pemilihan media pembelajaran dapat kita pilih sesuai dengan kebutuhan siswa kita , instrumen yang membantu dalam hal meningkatkan keaktifan harus lah mengikuti perkembangan zaman karena siswa akan malas jika media yang di gunakan itu sudah lawas...

Sekian dan terima kasih sudah bertanya kepada saya mrs.excellent :)

Aulia Devi Kirana said...

Asslamu'alaikum. Saya Aulia Devi Kirana in gin Bertanya kepada saudara Cri Sandi. Apa yg dimaksud dengan pendekatan umum Dan khusus tolong jelaskan. Terimakasih

Unknown said...

udah ah udah malam

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

maaf kelompok 6, kenapa pertanyaan saya belum di jawab? ngantuk saya nunggunya

Anonymous said...

Adminnya lagi di luar


Unknown said...

Assalamualaikum wt. Wr .
Saya lolita akan merespon Pertanyaan dri ari. Jd contoh teknik dan strategi itu. Dapatkah anda berikan.

Unknown said...

assalamualaikum wr.wb.
saya fadilah yasmin dari kelompok 1 ingin bertanya pada hariri waldy..
prinsip,metode ,atau teknik pembelajaran yg bagaimanakah yg efektif dalam belajar dan mengajar sehari-hari menurut pendapat anda seiring dengan zaman teknologi?
terima kasih.

Unknown said...

assalamualaikum wr.wb. saya dahlia novita sari dari kelompok satu ingin bertanya pada ilham ramadhan

bagaimana cara mengadaptasikan antara cara belajar audio , kinestetik, visual dengan menggunakan teknik,metode, strategi pembelajaran dalam materi pembahasan anda ?
terima kasih